Tampilkan postingan dengan label Banyuwangi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Banyuwangi. Tampilkan semua postingan

05 Juli 2022

Adat & Tradisi (Kesenian) - Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran yang sudah tersusun dalam bentuk buku ini, perlu anda ketahui untuk mengenal Banyuwangi lebih awal. Buku ini dikeluarkan oleh pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi (Banyuwangi Regency Culture & Tourism Service) secara terbatas dan tidak diperjualbelikan.

Adat & Tradisi (Kesenian)

Kehidupan kesenian di Banyuwangi yang dapat diamati dan dinikmati sampai sekarang merupakan rangkaian jalur kehidupan seni budaya sejak berabad-abad lalu, baik pada masa kejayaan Majapahit maupun masa sebelumnya.

Di Sisi lain kehidupan kesenian di Banyuwangi sesuai karakteristik seni sebagai getaran kalbu serta keselarasan antara perasaan dan pikiran berupa ciptaan, indah, dan murni.

Kesenian merupakan sesuatu yang hidup selaras dan senapas dengan kehidupan manusia, sehingga akan menghasilkan suatu bentuk pencerminan ciptaan keindahan bagi manusia itu sendiri.

Bertitik tolak dari konsep ini, dalam kenyataanya kehidupan kesenian di Banyuwangi dapat di kelompokan menjadi tiga golongan, yaitu :

  • Bentuk kesenian yang masih mampu menampilkan ciri-ciri lamanya secara dominan.
  • Bentuk kesenian yang lebih dominan diwarnai oleh cita rasa dan kreativitas pelakunya.
  • Bentuk kesenian yang semata-mata merupakan adopsi dari berbagai bentuk karya seni di luarnya. 

Bagaimana pun adanya, berbagai bentuk karya seni tersebut telah memberikan warna budaya bagi Banyuwangi, sehingga membedakan Banyuwangi dengan daerah lain. 


04 Juli 2022

Legenda Asal Usul Nama Banyuwangi - Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran yang sudah tersusun dalam bentuk buku ini, perlu anda ketahui untuk mengenal Banyuwangi lebih awal. Buku ini dikeluarkan oleh pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi (Banyuwangi Regency Culture & Tourism Service) secara terbatas dan tidak diperjualbelikan.


Legenda Asal Usul Nama Banyuwangi

Konon, dahulu kala wilayah ujung timur Pulau Jawa, yang alamnya begitu indah ini dipimpin oleh seorang raja bernama Prabu Sulahkromo. Dalam menjalankan pemerintahannya, sang raja dibantu seorang patih yang gagah berani, arif dan tampan bernama Patih Sidopekso. Istri Patih Sidopekso yang bernama Sri Tanjung sangat elok parasnya dan lembut tutur katanya. Sehingga membuat raja tergila-gila kepadanya. Agar tercapainya hasrat sang raja untuk membujuk dan merayu Sri Tanjung, dengan akal liciknya sang raja memerintahkan Patih Sidopekso untuk menjalankan tugas yang tidak mungkin bisa dicapai oleh manusia biasa. Dengan tegas dan gagah berani, tanpa curiga, sang patih berangkat untuk menjalankan titah raja. Sepeninggal Patih Sidopekso, Prabu Sulahkromo berusaha merayu, bahkan memfitnah Sidopekso, dengan segala tipu dayanya. Namun cinta sang raja hanya bertepuk sebelah tangan, karena Sri Tanjung tetap setia sebagai istri yang selalu berdoa untuk suaminya. Hati sang raja pun membara dibakar api cemburu dan murka, setelah cintanya ditolak oleh Sri Tanjung.

Setelah kembali dari misi tugasnya, Patih Sidopekso langsung menghadap raja. Akal busuk sang raja muncul, dia memfitnah istri Patih Sidopekso dengan menceritakan bahwa sepeninggal patih saat menjalankan titah raja, Sri Tanjung mendatangi dan merayu, lalu berselingkuh dengan raja.

Rupanya, Patih Sidopekso terpengaruh cerita sang raja. Sang patih langsung menemui Sri Tanjung dengan penuh kemarahan dan tuduhan yang tidak beralasan. Pengakuan Sri Tanjung yang jujur tak menggoyahkan hati Patih Sidopekso yang terlanjur panas terbakar rasa amarah. Bahkan sang patih yang tak mampu membendung emosinya mengancam akan membunuh istri setianya itu.

Sri Tanjung diseret ke tepi sungai yang keruh dan kumuh. Namun sebelum Patih Sidopekso membunuh Sri Tanjung, ada permintaan terakhir dan istrinya sebagai bukti kejujuran kesucian dan kesetiaannya. Sri Tanjung rela dibunuh, tetapi dia minta jasadnya diceburkan ke dalam sungai keruh itu. Apabila darahnya membuat air sungai berbau busuk berarti dirinya telah melanggar kesetiaan. Tetapi, jika air sungai berbau harum berarti dia tidak bersalah. 

Sejarah Banyuwangi - Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran yang sudah tersusun dalam bentuk buku ini, perlu anda ketahui untuk mengenal Banyuwangi lebih awal. Buku ini dikeluarkan oleh pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi (Banyuwangi Regency Culture & Tourism Service) secara terbatas dan tidak diperjualbelikan.


Sejarah Banyuwangi

Berdasarkan data-data sejarah Blambangan, tanggal 18 Desember 1771 merupakan peristiwa paling bersejarah yang ditetapkan sebagai Hari Jadi Banyuwangi. Saat itu, terjadi peristiwa puncak perang Puputan Bayu.

Sebenarnya ada peristiwa lain yang mendahuluinya, yang juga heroik-patriotik, yaitu peristiwa penyerangan para pejuang Blambangan di bawah pimpinan Pangeran Puger (Putra Wong Agung Wilis) ke Benteng VOC di Banyualit pada tahun 1768. Namun sayang, peristiwa tersebut tidak tercatat secara lengkap tanggal terjadinya. Selain itu, dalam penyerangan tersebut kubu pejuang Blambangan kalah total, sedangkan pihak musuh nyaris tidak menderita kerugian apapun. Pada peristiwa ini Pangeran Puger gugur, sedangkan Wong Agung Wilis terluka dan ditangkap, setelah dihancurkannya Lateng. Kemudian, beliau dibuang ke Pulau Banda. 

Berdasarkan data sejarah, nama Banyuwangi tidak terlepas dengan Kerajaan Blambangan. Sejak zaman Pangeran Tawang Alun (1655-1691) dan Pangeran Danuningrat (1736-1763), bahkan sampaj ketika Blambangan berada di bawah perlindungan Bali (1763-1767), VOC belum pernah tertarik untuk memasuki dan mengelola Blambangan. Nah, pada tahun 1743, Jawa bagian timur (termasuk Blambangan) diserahkan oleh Pakubuwono II kepada VOC. Saat itu, VOC sudah merasa Blambangan menjadi miliknya. Namun, untuk sementara masih dibiarkan sebagai barang simpanan, dan baru akan dikelola sewaktu-waktu ketika sudah diperlukan. Bahkan ketika Danuningrat meminta bantuan VOC untuk melepaskan diri dari Bali, VOC masih belum tertarik untuk melihat Blambangan, yang pada waktu itu disebut Tirtaganda, Tirtaarum atau Tuyoarum. 

Kala itu, VOC langsung bergerak untuk segera merebut Banyuwangi dan mengamankan seluruh Blambangan. Secara umum, dalam peperangan yang terjadi selama 5 tahun, pada tahun 1767-1772 itu, VOC memang berusaha untuk merebut seluruh Blambangan. Namun secara khusus, sebenarnya VOC terdorong untuk segera merebut Banyuwangi, yang waktu itu mulai berkembang menjadi pusat perdagangan di Blambangan, yang telah dikuasai Inggris. 

Jadi, sudah jelas bahwa lahirnya sebuah tempat, yang kemudian terkenal dengan nama Banyuwangi, telah menjadi kasus jual-beli terjadinya peperangan dahsyat, perang Puputan Bayu. Kalau saja Inggris tidak bercokol di Banyuwangi pada tahun 1766, mungkin VOC tidak akan buru-buru melakukan ekspansi ke Blambangan pada tahun 1767. Dan karena peristiwa itu, puncak perang Puputan Bayu terjadi pada tanggal 18 Desember 1771. Dengan demikian terdapat hubungan erat antara perang Puputan Bayu dengan lahirnya sebuah tempat bernama Banyuwangi. Dengan kata lain, perang Puputan Bayu merupakan bagian dari proses lahirnya Banyuwangi. Jadi, penetapan tanggal 18 Desember 1771 sebagai Hari Jadi Banyuwangi didasarkan kepada fakta-fakta sejarah tersebut.

Bagaimana Mencapai Banyuwangi - Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran yang sudah tersusun dalam bentuk buku ini, perlu anda ketahui untuk mengenal Banyuwangi lebih awal. Buku ini dikeluarkan oleh pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi (Banyuwangi Regency Culture & Tourism Service) secara terbatas dan tidak diperjualbelikan.


Bagaimana Mencapai Banyuwangi

Untuk mencapai Banyuwangi, ada dua jalur utama yang bisa ditempuh. Jalur pertama dari Surabaya, sedangkan jalur kedua dari Bali. Dari Surabaya pengunjung dapat mencapai Banyuwangi dengan dua alternatif jalur darat, yaitu jalur utara dan selatan. Pengunjung dapat memanfaatkan transportasi seperti kereta api, bus, taxi, dan moda transportasi lain, dengan jurusan Banyuwangi. Jarak Surabaya-Banyuwangi sekitar 300 km dan bisa ditempuh dalam waktu 5-6 jam dengan bus atau kereta api. Jika ingin menghemat waktu, maka bisa memilih jalur transportasi udara melalui Bandara Juanda, Surabaya menuju Bandara Blimbingsari, Banyuwangi. Waktu tempuhnya sangat singkat yakni hanya 45 menit 

JALUR UTARA 

Dari Surabaya lewat Probolinggo - Situbondo Jika naik bus umum dari Surabaya, pengunjung akan melalui rute Probolinggo - Situbondo Banyuwangi turun di terminal Tanjung Wangi sekitar 8 km sebelah utara kota. Perjalanan menuju kota akan melintasi Stasiun Kereta Api Banyuwangi Baru, Pelabuhan Tanjung Wangi dan terminal Blambangan (dalam kota). 

JALUR SELATAN 

Dari Surabaya lewat Probolinggo - Lumajang - Jernber - Banyuwangi. Pengunjung yang mengendarai bus umum akan melewati beberapa terminal dan tempat perhentian yang menghubungkan tempat-tempat wisata di Kabupaten Banyuwangi. Diantaranya depan stasiun kereta api Kalibaru, terminal Genteng, terminal Jajag dan terminal Brawijaya (terminal sebelah selatan Kota Banyuwangi). Sedangkan pengunjung yang menumpang kereta api akan menemui beberapa stasiun antara lain Stasiun Kalibaru Setail, Temuguruh, Rogojampi, Karangasem, dan Stasiun Banyuwangi Baru. Ada juga beberapa stasiun kecil lainnya.

Pengunjung dari Bali dapat mencapai Banyuwangi dengan menggunakan kendaraan seperti bus, taxi, mobil travel dan angkutan darat lainnya, dengan jurusan Pelabuhan Gilimanuk, Bali. Selanjutnya, pengunjung menyeberang menuju Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi. Di pelabuhan Ketapang, pengunjung bisa mendapatkan informasi lengkap tentang pariwisata Banyuwangi di Tourist Information Center (TIC) Office.

Nah, dari Pelabuhan Ketapang, pengunjung bisa naik taxi, mobil angkutan kota atau kendaraan umum lainnya menuju Kota Banyuwangi atau tempat-tempat pariwisata di Kabupaten Banyuwangi. 

Banyuwangi merupakan kota kecil yang damai dan tenang. Wilayah pesisir lebih panas dibanding dengan darat di siang hari. Hotel, motel, rumah makan, dan restoran tersebar di seluruh wilayah Banyuwangi. Para guide (pemandu wisata) siap mengantar para pengunjung untuk berpetualang ke tempat-tempat yang menantang, seperti hutan belantara yang ada di kawasan taman nasional, bersantai di tempat-tempat wisata, serta berbelanja suvenir. 

03 Juli 2022

Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran yang sudah tersusun dalam bentuk buku ini, perlu anda ketahui untuk mengenal Banyuwangi lebih awal. Buku ini dikeluarkan oleh pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi (Banyuwangi Regency Culture & Tourism Service) secara terbatas dan tidak diperjualbelikan.


Banyuwangi Selayang Pandang

Banyuwangi adalah kabupaten yang berada di ujung paling timur provinsi Jawa Timur. Disebelah utara, Banyuwangi berbatasan dengan kabupaten Situbondo. Sedangkan disebelah timur berbatasan dengan selat Bali dan sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Hindia. Untuk sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Jember & Bondowoso yang di pisahkan oleh alam yang cantik & menawan. Secara geografis, Banyu wangi terletak pada koordinat 7'45'15'-80 43'2' Bujur Tmur. Posisi tersebut membuat Banyuwangi memiliki keragaman pemandangan alam, Kekayaan seni dan budaya, serta adat tradisi.

Panorama alam yang indah dan mempesona membentang dari wilayah utara sampai selatan, serta wilayah barat sampai timur. Hamparan gunung, hutan dan pantai memberi corak berbeda pada masing-masing wilayah. Di sebelah utara terdapat Kawah Ijen, yang memiliki keindahan kawah danaunya yang tiada duanya di dunia. Penambang belerang tradisional yang naik-turun kawah, serta bukit Gunung Merapi dan perkebunan yang melingkupi lereng gunung. Di sebelah selatan disuguhkan keajaiban Taman Nasional Alas Purwo dengan pantai Plengkung yang berombak tinggi, hutan yang masih perawan dan satwa liar yang habitatnya sudah langka. Tak kalah menarik, terdapat Taman Nasional Meru Betiri yang di dalamnya hidup binatang langka seperti harimau Jawa dan penyu.

Tempat-tempat tersebut merupakan sentral Wilayah Pengembangan Pariwisata (WPP), yang disebut dengan "Segitiga Berlian", yang menghubungkan tempat pariwisata satu dengan lainnya di Banyuwangi.

Banyuwangi juga memiliki keanekaraga man seni dan budaya, serta adat tradisi. Salah satu kesenian khas Banyuwangi adalah Gandrung, yaitu tarian khas untuk menyambut para tamu. Tarian ini telah dijadikan maskot pariwisata Banyuwangi. Ada juga tari Seblang, Kuntulan, Damar Wulan, Barong, Angklung, Kendang kempul, jaranan dan kesenian daerah khas lainnya.

Tak ketinggalan adat tradisi yang dilaksanakan setiap tahun. Seperti tradisi petik laut, metik (padi dan kopi), Rebo wekasan, kebo-keboan, ruwatan, tumplek punjen, gredoan, endog-endogan dan tradisi lainnya. Adat tradisi tersebut ditampilkan setiap tahun dan dikemas dalam Calender of Events.

Kerajinan daerah dan makanan khas yang merupakan hasil dari home industry bisa ditemukan di seluruh wilayah Banyuwangi. Beberapa produk dan tempat yang menarik untuk dikunjungi adalah kerajinan batik tulis di Kelurahan Temenggungan, Kecamatan Banyuwangi dan Desa Tampo, Kecamatan Cluring. Ada juga kerajinan anyaman bambu di Desa Gintangan, Kecamatan Rogojampi dan Kecamatan Kalipuro serta kerajinan unik lainnya.

Beragam suku berdiam di Banyuwangi. Ada suku using yang merupakan suku asli Banyuwangi dan memiliki bahasa sendiri. Namun suku Jawa merupakan mayoritas penduduk yang tinggal di Banyuwangi. Secara berdampingan suku Madura, Bali dan Banjar jga hidup secara harmonis di Kabupaten Banyuwangi.

Keanekaragaman pemandangan alam, kekayaan seni dan budaya serta adat tradisi Banyuwangi itu merupakan mahkota yang harus dipelihara dan ditunjukan kepada dunia luar. Dengan begitu, potensi itu dapat bermanfaat baik untuk masyarakat maupun pemerintah dalam meningkatkan pendapatan asli daerah.

Kekayaan tersebut menjadi modal pembangunan terutama bidang pariwisata yang harus diangkat ke kancah pariwisata nasional maupun internasional.

06 Februari 2022

Tempe Penyet Spesial Gowes Ala Pulau Merah

Tempe Penyet Spesial Gowes ala Pulau Merah

Kami menyebutnya masakan Tempe Penyet Spesial Gowes ala Pulau Merah. Ya, kali ini semangat kami untuk gowes bareng tumbuh kembali. Kali ni kami merencanakan gowes bareng menuju lokasi wisata Banyuwangi yang terkenal yaitu Pulau Merah yang berada di sisi arah selatan kabupaten Banyuwangi. Pulau merah tepatnya terletak di wilayah selatan kabupaten Banyuwangi Kecamatan Pesanggaran dekat dengan tambang emas Tumpang Pitu. Berjarak sekitar 70 km-an dari pusat kota Banyuwangi atau 30 km-an dari kota Jajag. Lokasi wisata pulau merah mudah dijangkau dengan berbagai macam tipe kendaraan mulai dari sepeda sampai bus besar, Bahkan kalau mau berjalan kaki boleh saja jika sanggup.

Kali ini kami rencanakan gowes bareng menuju pulau merah. Karena niat kami gowes bahagia lahir batin sehat jasmani rohani hati senang perut kenyang, maka kami membawa peralatan masak dan perbekalan makan yang cukup lumayan dan penuh istimewa. Karena kami sudah merencanakan dalam gowes kali ini harus makan makanan yang spesial istimewa.

Seperti biasanya kami berangkat pagi dan berkumpul di titik pertemuan awal. Titik pertemuan awal kali ini masih tetap berada di rumahnya Fauzi. Saya berangkat dari rumah sembari bertemu Yanto di tengah jalan menuju desa Gunungsari. Yanto berangkat dari rumah saudaranya yang berada dekat di wilayah ia bekerja. Okelah kami segera langsung berkumpul dan terus melakukan perjalanan gowes bahagia kami menuju tempat wisata Pulau Merah.

Singkat cerita setelah kami melewati beberapa desa-desa seperti desa Sukorejo, Kesilir, Pesanggaran. Akhirnya kami sampai di tempat pintu masuk wisata Pulau Merah. Karena di rasa masih banyak waktu, kami mencoba melanjutkan perjalanan menuju ke arah Pelabuhan Pancer yang berjarak sekitar 4.5 Km-an. Cuaca yang cukup panas tidak mengurangi semangat gowes bahagia kami kali ini. Disini kami mencoba menjelajah beberapa lokasi d sekitaran pantai Pancer yaitu Pelabuhan & Tempat Pelelangan ikan Pancer. Bergerak menyusuri pantai Pancer kami menuju Pantai Mustika. Di pantai Mustika Pancer ini suasanya lebih sejuk dan segar berangin, Karena temapat ini sekarang di rawat dan di kembangkan menjadi tempat wisata yang indah. Banyak pohon cemara yang tumbuh dan tertata rapi serta banyak gubuk balai bengong yang cocok untuk beristirahat.

Setelah dirasa cukup, kami melanjutkan perjalanan menuju pantai pulau merah melewati jalan setapak di sepanjang deretan pantai dan beberapa kebun. Akhirnya kami sampai di area wisata pantai pulau merah. Kami segera mencari tempat untuk istirahat dan memasak perbekalan kami yang istimewa. Kami memasak Tempe Penyet Spesial dengan cita rasa istimewa dan bernuansa pantai pulau merah. Alhamdulillah UISTIMEWAAAHH..., Mari kita makan dan nikmati.





Pelabuhan Pancer


Pantai Mustika Pancer Banyuwangi