14 Juni 2019

11 Juni 2019 - Mancal Kupatan 1440H

11 Juni 2019
Mancal Kupatan 1440H

Kupatan atau Hari Raya Kupat adalah sebuah tradisi yang digelar setelah pasca bulan puasa/ramadhan terutama di Jawa. Kupatan ditandai dengan membuat Kupat/Ketupat lalu dibuat sajian untuk slametan/syukuran bersama. Kalau diwilayah Banyuwangi terutama yang masih beraroma adat warga using (Srono, Rogojampi, Songgon, Singojuruh dll), biasanya ketupat dibuat 2 kali yaitu pas hari raya ke-1 (1 syawal) dan hari ke-7 (7 syawal) yang digunakan sebagai tanda penutup berkahirnya hari raya. Sedangkan untuk adat jawa seperti di (Jajag dll) hanya membuat 1 kali di hari ke-7 Sebagai tanda penutup hari raya.
Kupatan

Saya mulai berangkat fajar dari kota Jajag menuju rumah Srono untuk memburu seporsi penuh menu spesial yang hanya ada pada momen hari raya yaitu "Ketupat Sayur" dengan tambahan menu langka lainnya yaitu "Pelasan Oleng" (*Pepes Ikan Sidat). Momen Spesial ditambah makanan spesial jadinya ...... ?

Kenapa harus ke Srono..? Karena disana sudah dilaksanakan acara tradisi kupatan. Untuk Kupatan sendiri, diberbagai wilayah Banyuwangi berbeda-beda hari pelaksanaanya. ada yang hari ke-5, malam hari ke-7, hari ke-7 atau hari ke-8. Tapi pada umumnya pada hari ke-7. Untuk Sayur ketupatnya sendiri mempunyai ciri khas masakan disetiap wilayahnya. Contoh saja rumah Jajag dengan yang disrono. Untuk yang di Jajag berisikan kuah santan, tahu, tempe, wortel, irisan daging/kulit sapi dan jarang menggunakan kacang tolo. Sedangkan untuk yang di Srono mempunyai khas masakan yang selalu menggunakan kacang tolo, tahu, tempe tanpa wortel & irisan daging. Rasanyapun selalu unik dan selalu dikangeni setiap tahunnya.

Situs Siti Hinggil Muncar Banyuwangi

Setelah melahap ketupat sayur dengan khitmad dan penuh kehangatan karena dekat denga keluarga. Saatnya undur diri untuk meneruskan perjalanan yang tujuan utamanya adalah Jajag - Srono - Genteng - Tegalsari - Jajag. Tapi apalah daya, tujuan berubah menjadi Jajag - Srono - Muncar - Cluring - Jajag.

Perut kenyang, hati tenang dan mancal menjadi riang. langsung menuju pusat kota Muncar yaitu di dekat pasar Brak Muncar ada sebuah tempat sejarah yaitu "Situs Siti Hinggil".


Melanjutkan perjalanan dari Siti Hinggil menuju pantai Palu Kuning. Rencanane sih, arep nang Gumuk Kantong. Tapi apalah daya lupa jalan dan salah jalan yang mengakibatkan malah menuju pantai palu kuning. disebelah utaranya pantai gumuk kantong. Maklum disini, banyak area tambak untuk budidaya udang yang lokasinya banyak dipagar untuk keamanan. Sehingga banyak jalan-jalan menuju pantai menjadi terpisah-pisah.
Pantai Palukuning Muncar Banyuwangi

Cuaca mendung dan sedikit gerimis di lokasi pantai palu kuning.
Pantai Palukuning Muncar Banyuwangi

Dusun Tratas Muncar Banyuwangi
Melanjutkan perjalanan menuju pantai cemara & mangrove Muncar. Tapi sebelum menuju kesana saya melewati dusun tratas dengan area dominasi bangunan pabrik pengalengan ikan sarden dan beberapa gudang penyimpanan ikan.
Muncar Banyuwangi
Masih ada beberapa hektar sawah di dekat bangunan pabrik dan gudang.


Desa Wringinputih Muncar Banyuwangi

Akhirnya memasuki desa Wringinpitu yang kemudian menuju pantai cemara & mangrove. Cuaca cukup panas tapi berangin segar.

Saya tidak sempatkan masuk ke lokasi wisata pantai cemara & mangrove dengan alasan waktu. Lanjut kembali untuk pulang lewat desa Plampangrejo. Disini saya sempatkan mampir untuk silaturahmi di rumahnya teman saya mbak nina. Saya mendapatkan sambutan hangat dan bahkan disajikan makanan ketupat. Terima kasih mbak nina & mas supri atas keramahanya.

Mbak Nina & mas Supri merupakan pemilik agen penjualan rumah herbal minyak kutus-kutus yang diberi nama "Griyo SP".

Rumah Herbal Kutus Kutus Banyuwangi Griyo SP

Sekian tulisan ngawur saya ini, yang kadang begitu sangat ngawur dan tidak begitu bermanfaat.
Share This:    Facebook  Twitter