31 Juli 2022

Petik Laut Pantai Lampon Juli 2022 - Gowes 1 Suro

Gowes 1 Suro - Petik Laut Pantai Lampon, Banyuwangi

Hari ini sebenarnya tidak sengaja menyaksikan acara Petik Laut di pantai Lampon, Banyuwangi. Pantai yang terletak di wilayah selatan Banyuwangi ini, terkenal dengan pelabuhan perikanan yang cukup ramai selain Muncar & Grajagan. Karena masuk wilayah pantai selatan, gelombang ombak di pantai Lampon terbilang tinggi dan cukup membahayakan. Tapi bagi para nelayan disana, hal itu sudah biasa & tidak begitu menakutkan, walaupun ada beberapa kejadian yang cukup sering menewaskan beberapa nelayan disana karena gelombang yang cukup tinggi.

Pantai Lampon, Pesanggaran Banyuwangi

Hari ini jadwal melihat acara petik laut pantai Lampon tidak ada dalam jadwal gowes saya. Saya cuma menjadwalkan gowes di area gunung Srawet dan sekitarnya hanya untuk melepaskan rasa kangen bersepeda setelah sekian purnama jarang atau hampir tidak gowes sama sekali.

Saya merencanakan gowes di seputaran gunung Srawet dan berkunjung di rumah teman saya Fauzi dan pulang sebelum waktu dzuhur. Karena sebelumnya saya ijin hanya gowes di dekat-dekat rumah saja dan pulang mungkin pulang sebelum waktu dzuhur. Karena niatnya seperti itu, saya tidak membawa perabotan yang lengkap seperti biasanya.

Tapi Tuhan berkehendak lain, saya & fauzi malah di arahkan ke wilayah Pesanggaran yang tepatnya di wilayah Pantai Lampon. Sebelum berangkat kesana kami harus mempersiapkan sepedanya fauzi yang dikarenakan tidak pernah disentuh dalam waktu yang lama. Ban yang kempes dan rantai yang perlu di lumasi dengan minyak.

Setelah persiapan selesai kami gowes dengan arah tujuan yang tidak tentu. Setelah bermusyawarah sembari gowes, kami memutuskan untuk menuju pantai, tapi pantai mana yang akan kami tuju masih belum tahu. Beberapa meter berselang kami memutuskan untuk menuju pantai Lampon yang ada diwilayah Pesanggaran dan dikarenakan jarak paling terdekat dari rumah kami.

Kami memutuskan untuk mencari lokasi yang dekat, karena kami menghitung kekuatan kami yang sudah jarang dilatih karena kelamaan tidak gowes.

Jarak antara rumah fauzi dengan pantai Lampon sekitar 20 km-an, atau 30 km-an dari kota Jajag.

Baiklah kami mengisi bahan bakar dulu dengan sebungkus nasi kuning seharga Rp. 5.000,- dan ditambah beberapa buah pisang goreng. Pisang goreng kami hajar sembari menggowes sepeda di jalanan tidak terasa sampai habis sembari ngobrol kanan kiri.

Sego Kuning

Singkat perjalanan, kami memasuki wilayah perkampungan menuju pantai Lampon. Di jalan kami heran dan sedikit bertanya kenapa ada banyak orang menuju pantai Lampon. Anehnya juga banyak orang-orang adat memakai pakaian adatnya ramai-ramai menuju pantai lampon juga.

Karena semakin penasaran, maka kami semakin yakin untuk menuju pantai Lampon. Ealah dalah....... tibaknya disana sedang diadakan acara tradisi Petik Laut dalam rangka menyambut tahun baru islam hijriyah atau orang lebih mengenalnya dengan Suroan atau 1 Suro. Acara tradisi yang sangat sakral ini di isi dengan berbagai kegiatan seperti Selamatan, Ruwatan, Do'a Bersama dan berbagai acara penting lainnya.

Alhamdulillah dapat menyaksikan acara tradisi yang sakral ini yang saat itu turut hadir juga bupati Banyuwangi yaitu Bu Ipuk beserta Bapak Anas, walaupun saya tidak sampai menyaksikannya sampai selesai karena terbentur ijin waktu gowes & ada rencana yang perlu di selesaikan saat itu juga.

Pantai Lampon, Banyuwangi
Pantai Lampon

Pantai Parang Semar Lampon Banyuwangi
Parang Semar

Video !


Data Aplikasi Strava - Berngakat !

Arti Kata !

Sego Kuning (Nasi Kuning) : Makanan yang terbuat dari nasi yang sudah di olah dan berwarna kuning. Warna kuning adalah warna alami dari rempah-rempah yang bernama kunyit (kunir). Biasanya disajikan bersama irisan telur dan srundeng (kelapa). Rasanya tidak pedas dan ada tambahan sambal sendiri bagi anda yang suka pedas.
  • Sego : Nasi (Rice)
  • Kuning : Kuning (Yellow)

Share This:    Facebook  Twitter

Baritan - Tradisi Selamatan Menyambut Tahun Baru Islam Hijriyah

Baritan - Tradisi Selamatan Menyambut Tahun Baru Islam Hijriyah

Baritan - Tradisi Selamatan Menyambut Tahun Baru Islam Hijriyah

Menyambut tahun baru islam 1 Muharram 1444 Hijriyah, warga Jatisari melaksanakan acara selamatan. Masing-masing 1 orang membawa 1 berkat. Ini tidak diharuskan, siapapun boleh ikut tanpa harus membawa berkat. Berkat adalah satu bentuk syukur & shodaqah untuk dibagi sesama.

Tradisi ini ada yang dilakukan di beberapa tempat dan dimanapun. Ada yang dijalan-jalan masuk kampung ataupun di musholla/masjid.

Video !





Share This:    Facebook  Twitter

17 Juli 2022

Kawah Ijen - Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran yang sudah tersusun dalam bentuk buku ini, perlu anda ketahui untuk mengenal Banyuwangi lebih awal. Buku ini dikeluarkan oleh pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi (Banyuwangi Regency Culture & Tourism Service) secara terbatas dan tidak diperjualbelikan.

Kawah Ijen


Kawah Ijen merupakan kawah danau terbesar di pulau Jawa. Kawah belerang berada dalam sulfatara yang dalam. Kedalamanya 200m dan mengandung kira-kira 36 juta meter kubik air asam beruap, diselimuti kabut berbau belerang yang berputar0putar di atasnya. Di dalam kawah, berbagai warna dan ukuran batu belerang dapat ditemukan. Sungguh, Kawah Ijen merupakan taman batu belerang yang indah.

Pemandangan para penambang belerang yang naik turun kawah sangat menakjubkan. Sekitar 100 orang membawa bebatuan kekuning-kuningan di atas pundaknya dengan berat sekitar 110 kg tiap orang monda-mandir, menggali belerang, naik turun, menuruni lereng sebelum beban dijual ke pelelangan, tumpukan belerang sebanyak 6-7 ton perhari.

Blue fire kawah ijen
Pemandangan Blue Fire Kawah ijen

Itulah pemandangan alami Kawah Ijen yang bisa dilihat setiap hari. Berada di kecamatan licin, 35 km dari kota Banyuwangi.


Share This:    Facebook  Twitter

06 Juli 2022

Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) - Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran yang sudah tersusun dalam bentuk buku ini, perlu anda ketahui untuk mengenal Banyuwangi lebih awal. Buku ini dikeluarkan oleh pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi (Banyuwangi Regency Culture & Tourism Service) secara terbatas dan tidak diperjualbelikan.

Banyuwangi Ethno Carnival (BEC)

Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) merupakan karnaval yang sangat uník, karena mengangkat tema etnik tradisional kontemporer dari budaya lokal.

Tujuan utama Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) adalah untuk menjebatani antara modernitas dengan seni budaya lokal khas Banyuwangi yang dikemas dalam kamaval bertaraf Internasional sehingga lebih memiliki nilai jual dalam pengembangan pariwisata seni dan budaya.

Para peserta karnaval akan mengenakan kostum sesuai tema dengan kreasi dan kreativitas dari setiap kostum yang akan menampilkan dan memberikan nuansa dengan menonjolkan warna-warni yang menarik dengan desain yang sangat indah. Gaung BEC tidak hanya terasa di Kabupaten Banyuwangi tetapi terdengar di luar daerah di seluruh Indonesia, bahkan hingga Luar negeri.

Karnaval disepanjang jalan protokol Kabupaten Banyuwangi itu mampu menyedot antusias ribuan penonton tidak hanya dari Banyuwangi saja, bahkan warga dari luar Banyuwangi menyempatkan hadir untuk menonton karnaval spektakuler, juga wisatawan manca negara yang mengabadikan momen akbar tersebut. Multiplayer efek yang ditimbulkan juga luar biasa besar. BEC mampu menjadi pemicu munculnya kegiatan ekonomi kreatif di kalangan masyarakat.

Share This:    Facebook  Twitter

Busana Pengantin Daerah Banyuwangi - Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran yang sudah tersusun dalam bentuk buku ini, perlu anda ketahui untuk mengenal Banyuwangi lebih awal. Buku ini dikeluarkan oleh pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi (Banyuwangi Regency Culture & Tourism Service) secara terbatas dan tidak diperjualbelikan.

Busana Pengantin Daerah Banyuwangi

Banyuwangi memiliki keanekaragaman yang cukup dalam hal busana pengantin, yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok sebagaimana pengelompokan jenis kehidupan budaya Banyuwangi pada umumnya yaitu :

  • Wilayah budaya daerah Jawa, bersumber pada kehidupan budaya kraton baik solo maupun Yogyakarta.
  • Wilayah budaya using yaitu budaya masyarakat asli daerah Banyuwangi yang pada perkembangan awalnya terisolir oleh keberadaan Gunung Gumitir, Raung, Ijen dan Baluran.
  • Wilayah budaya Madura yaitu daerah-daerah yang kemudian dihuni oleh masyarakat Madura, seperta yang berada di daerah sepanjang pantai dan perkebunan.
  • Wilayah budaya Bali yaitu masyarakat yang sebagian besar masih memeluk agama hindu. 

Share This:    Facebook  Twitter

Busana Tradisional Jebeng Thulik - Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran yang sudah tersusun dalam bentuk buku ini, perlu anda ketahui untuk mengenal Banyuwangi lebih awal. Buku ini dikeluarkan oleh pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi (Banyuwangi Regency Culture & Tourism Service) secara terbatas dan tidak diperjualbelikan.

Busana Tradisional Jebeng Thulik Banyuwangi

Busana Jebeng dan Thulik Banyuwangi memiliki ciri khas tersendiri. Busana Thulik, yaitu udheng tongkosan dan sembong batik khas Banyuwangi yakni motif Gajah Oling, Paras Gempal, Moto Pitik, dan lain-lain. Celana dipadu jas tertutup pro badan dengan aksesoris rantai jam dilengkapi bendel hiasan dan mengenakan sandal selop.

Jebeng mengenakan kebaya dan kerudung berenda, sanggul bentuk gelung dengan aksesoris mawar atau melati. Kain sarung batik khas Banyuwangi yaitu motif Kangkung Setingkes, Gringsing dan lain-lain. Jebeng juga mengenakan aksesoris anting-anting greol, gelang motif ular, tebu sekeret atau plintiran dengan sandal selop. 

Share This:    Facebook  Twitter

Kesenian Barong - Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran yang sudah tersusun dalam bentuk buku ini, perlu anda ketahui untuk mengenal Banyuwangi lebih awal. Buku ini dikeluarkan oleh pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi (Banyuwangi Regency Culture & Tourism Service) secara terbatas dan tidak diperjualbelikan.

Kesenian Barong

Kata Barong memiliki beberapa pengertian. Dalam bahasa Sansekerta, Barong memiliki arti Beruang yakti berasal dari kata "B(h)arwang".

Selain itu, barong berarti pula akar-akaran yang hidup di dekat rumpun bambu makna. Berarti juga pertunjukan yang berwujud tiruan dari binatang buas. Melihat dari arti kata tersebut, makna terakhir yang lebih mengarah pada kesenian Barong. Blambangan atau Banyuwangi memiliki beberapa barong, di antaranya : Barong Kemiren, Barong Prejeng, Barong Using atau Barong Blambangan.

Bentuk kesenian Barong adalah kepala berbentuk raksasa yang besar dengan mata melotot dan taring keluar. Kesenian Barong merupakan seni teater tradisional. Ceritanya diambil dari cerita rakyat yang terkenal adalah Barong Jarifah, yang mengisahkan perjuangan penduduk desa membuka area hutan dan digunakan untuk areal pertanian. Untuk membuka tempat baru tersebut, penduduk harus menghadapi makhluk-makhluk halus yang ada di hutan. Pementasan kesenian ini pada malam hari dan selesai pagi hari. Pesan untuk melestarikan hutan selalu disampaikan kepada para penonton. 

Share This:    Facebook  Twitter

Kesenian Kuntulan - Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran yang sudah tersusun dalam bentuk buku ini, perlu anda ketahui untuk mengenal Banyuwangi lebih awal. Buku ini dikeluarkan oleh pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi (Banyuwangi Regency Culture & Tourism Service) secara terbatas dan tidak diperjualbelikan.

Kesenian Kuntulan

Kesenian Kuntulan sering disebut Terbang Kuntul. Kesenian ini tidak jauh berbeda dengan kesenian Bordah, namun jumlah alat instrumennya lebih banyak. Instrumennya dilengkapi dengan kend ang, kethuk, jedor, gong, dan organ. Nama kuntu Ian diambil dari para penari yang menggunakan pakaian serba putih seperti burung kuntul.

Awal nya, kesenian ini hanya menggunakan instrumen rebana dan jedor. Tetapi, dalam perkembangan-nya instrumennya ditambah dengan kendang, kethuk, dan gong. Kreasi ini kemudian disebut dengan Kundaran atau Kuntulan Dadaran.

Share This:    Facebook  Twitter

Kesenian Angklung - Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran yang sudah tersusun dalam bentuk buku ini, perlu anda ketahui untuk mengenal Banyuwangi lebih awal. Buku ini dikeluarkan oleh pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi (Banyuwangi Regency Culture & Tourism Service) secara terbatas dan tidak diperjualbelikan.

Kesenian Angklung

angklung Banyuwangi
Angklung merupakan kesenian khas Banyuwangi Kesenian ini -dimainkan oleh 12 sampai 14 orang. Instrument musiknya terdiri dari Saron, Kendang dan gong. Sebagian besar peralatan yang digunakan berasal dari bambu.

Angklung memiliki beberapa macam yaitu:

  • Angklung Caruk
  • Angklung Tetak
  • Angklung Paglak
  • Angklung Dwilaras
  • Angklung Blambangan.

Share This:    Facebook  Twitter

Kesenian Jaranan Buto - Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran yang sudah tersusun dalam bentuk buku ini, perlu anda ketahui untuk mengenal Banyuwangi lebih awal. Buku ini dikeluarkan oleh pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi (Banyuwangi Regency Culture & Tourism Service) secara terbatas dan tidak diperjualbelikan.

Kesenian Jaranan Buto

Kesenian Jaranan memang telah menyebar di tanah Jawa. Hampir di tiap daerah memiliki kesenian jaranan. Banyuwangi juga memiliki kesenian jaranan dengan berbagai variasinya. Salah satunya adalah Jaranan Buto. Perbedaan utama pada jaranan buto adalah kepala kuda kepang yang dipakai tidak berbentuk kuda. Tetapi berbentuk kepala raksasa, yang dalam bahasa Jawa disebut buto, dengan taring keluar dari mulutnya.

Kesenian ini sangat unik dan menarik. Pada puncak pertunjukan, biasanya penari mengalami kesurupan. Penari tidak sadar dan mengejar orang yang menggodanya dengan siulan. Kadang juga ditampilkan penari yang kesurupan menelan kaca dan api. Bahkan, ayam hidup yang dimakan kepalanya hingga mati.

Ada seorang pawang yang bertanggung jawab terhadap penari-penari atau penonton yang ikut kesurupan, Sang pawang bertugas menyadarkan para penari atau penonton yang kesurupan. 

Share This:    Facebook  Twitter

Wayang - Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran yang sudah tersusun dalam bentuk buku ini, perlu anda ketahui untuk mengenal Banyuwangi lebih awal. Buku ini dikeluarkan oleh pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi (Banyuwangi Regency Culture & Tourism Service) secara terbatas dan tidak diperjualbelikan.

Wayang

Kata Wayang berasal dari bahasa Jawa yang berarti bayang-bayang. Pertunjukan wayang bisanya digelar semalam suntuk pada kegiatan-kegiatan kebudayaan dan tradisi di Banyuwangi.

Cerita wayang mengajarkan banyak makna dan tujuan hidup manusia.

Share This:    Facebook  Twitter

Kesenian Tradisional Patrol - Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran yang sudah tersusun dalam bentuk buku ini, perlu anda ketahui untuk mengenal Banyuwangi lebih awal. Buku ini dikeluarkan oleh pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi (Banyuwangi Regency Culture & Tourism Service) secara terbatas dan tidak diperjualbelikan.

Kesenian Tradisional Patrol

Patrol merupakan musik etnik Banyuwangi yang seluruh instrumennya terbuat dari bambu. Bentuk alatnya meliputi katir, gong, kempul, angklung renteng, kethuk, kendang, dan seruling. Komposisi ini merupakan aktivitas budaya IJsing, masyarakat asli Banyuwangi, yang di tampilkan pada malam bulan Ramadhan, baik untuk ronda siskamling maupun membangunkan orang sahur.

Syair - syair yang dinyanyikan mengambil dari Kitab Berjanji dan lagu-lagu daerah Banyuwangi dengan teknis tabuh sistim timpalan. Pada saat festival, biasanya diikuti grup-grup patrol dari desa dan kelurahan se Kabupaten Banyuwangi dengan jumlah personal satu grup minimal 15 orang.

Share This:    Facebook  Twitter

Kesenian Damarwulan / Jinggoan - Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran yang sudah tersusun dalam bentuk buku ini, perlu anda ketahui untuk mengenal Banyuwangi lebih awal. Buku ini dikeluarkan oleh pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi (Banyuwangi Regency Culture & Tourism Service) secara terbatas dan tidak diperjualbelikan.

Kesenian Damarwulan / Jinggoan

Kata Damarwulan diambil dari tokoh yang di pentaskan dalam kesenian ini, yaitu DamarwuIan atau Minakjinggo. Kesenian ini dimainkan oleh 40 hingga 50 orang dan dibagi dalam empat kelompok. Kesenian Damarwulan mirip dengan kesenian janger Bali. Perbedaannya hanya bahasa yang digunakan. Jika janger Bali menggunakan bahasa Bali dalam dialognya, maka kesenian Damarwulan memakai bahasa Jawa.

Kesenian Damarwulan merupakan seni drama tari. Pertunjukan diawali dengan tarian Panem brama. Adegan lawan biasanya disisipkan dalam pementasan. Ceritanya berkisar tentang hubungan antara Minakjinggo dengan Damar wulan pada masa Majapahit dan Blambangans Dialognya berbentuk tembang atau nyanyi an. Pengaturan cerita biasanya dilakukan oleh seorang dalang, yang fungsi dan kedudukannya mirip dengan dalang dalam pementasan kese nian wayang orang. Sang dalang memberikan gambaran apa yang akan terjadi sebelum adegan dimulai. Pertunjukan biasanya diadakan mulai jam 21.00 dan berakhir pada 04.00 pagi hari. 

Share This:    Facebook  Twitter

Kesenian Gedhogan - Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran yang sudah tersusun dalam bentuk buku ini, perlu anda ketahui untuk mengenal Banyuwangi lebih awal. Buku ini dikeluarkan oleh pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi (Banyuwangi Regency Culture & Tourism Service) secara terbatas dan tidak diperjualbelikan.

Kesenian Gedhogan

Kesenian Gedhogan pada mulanya digunakan untuk hiburan setelah selesai menumbuk be ras pada acara hajatan. Mereka beramai-ramai membunyikan peralatan penumbuk beras, se perti alu, lesung, dan lumpung, sehingga menim. bulkan suara yang enak didengar. Mereka menyanyi sambil menabuh gamelan tersebut.

Share This:    Facebook  Twitter

Tarian Paju Gandrung - Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran yang sudah tersusun dalam bentuk buku ini, perlu anda ketahui untuk mengenal Banyuwangi lebih awal. Buku ini dikeluarkan oleh pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi (Banyuwangi Regency Culture & Tourism Service) secara terbatas dan tidak diperjualbelikan.

Tarian Paju Gandrung

Tarian ini merupakan bentuk tari berpasangan antara wanita si penari Gandrung dengan tamu yang dihormati, yang diundang untuk ikut me nari bersama. Paju Gandrung merupakan suatu bentuk tarian yang mengutamakan pernyataan kegembiraan, kebersamaan, keakraban, hiburan, dan kemeriahan. Semua itu diekspresikan lewat tarian yang spontan dilakukan dengan peranta ra penari Gandrung dengan menggunakan sampur (selendang) penari Gandrung.

Share This:    Facebook  Twitter

Upacara Kebo-keboan - Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran yang sudah tersusun dalam bentuk buku ini, perlu anda ketahui untuk mengenal Banyuwangi lebih awal. Buku ini dikeluarkan oleh pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi (Banyuwangi Regency Culture & Tourism Service) secara terbatas dan tidak diperjualbelikan.

Upacara Kebo-keboan

Ritual Kebo-keboan adalah manusia yang didandani hingga menyerupai kerbau, diberi tanduk dan warna hitam di seluruh badan. Itu melambangkan bahwa kerbau adalah binatang yang kuat dan menjadi tumpuan masyarakat yang mata pencahariannya mayoritas sebagai petani.

Kebo-keboan dilaksanakan oleh hampir semua desa using di Kecamatan Singojuruh. Akan tetapi, tidak semua desa rutin melaksanakan. Yang rutin melaksanakan adalah Desa Alas Malang dan Aliyan.


 

Share This:    Facebook  Twitter

05 Juli 2022

Upacara Tradisional Seblang - Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran yang sudah tersusun dalam bentuk buku ini, perlu anda ketahui untuk mengenal Banyuwangi lebih awal. Buku ini dikeluarkan oleh pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi (Banyuwangi Regency Culture & Tourism Service) secara terbatas dan tidak diperjualbelikan.

Upacara Tradisional Seblang

Banyuwangi memiliki dua kesenian Seblang yang berbeda yaitu : Seblang Olehsari dan Seblang Bakungan.

SEBLANG OLEHSARI

Seblang merupakan upacara bersih desa untuk menolak balak yang diwujudkan dengan mementaskan kesenian sakral yang disebut Seblang, yang berbau mistis. Seblang Olehsari ditarikan oleh wanita muda selama tujuh hari berturut-turut. Sang penari menari dalam keadaan kesurupan. Dia menari mengikuti irama gending atau 28 lagu, yang dinyanyikan beberapa sinden.


SEBLANG BAKUNGAN

Seblang Bakungan merupakan upacara penyucian desa. Upacara ini dilakukan satu malam, tepatnya pada satu minggu setelah hari raya Idul Adha. Tujuan dari upacara ini adalah menolak balak.

Prosesi diawali ider bumi, yaitu parade oncor (obor) berkeliling desa yang diikuti penduduk desa. Seblang ditarikan oleh seorang wanita tua di depan sanggar.

Setelah diberi mantra-mantra, dia menari. 

Share This:    Facebook  Twitter

Tari Jejer Gandrung - Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran yang sudah tersusun dalam bentuk buku ini, perlu anda ketahui untuk mengenal Banyuwangi lebih awal. Buku ini dikeluarkan oleh pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi (Banyuwangi Regency Culture & Tourism Service) secara terbatas dan tidak diperjualbelikan.

Tari Jejer Gandrung

" GANDRUNG " berarti mempesona atau menarik hati. Selama beratus - ratus tahun, Banyuwangi tercatat sebagai penghasil bumi yang baik. Gagasan para petani setelah menuai padi diadakan tarian sebagai rasa terima kasih kepada Dewi Sri, dewanya padi. Inilah asal mulanya tarian Gandrung.

Sekarang tarian ini dipakai sebagai tarian selamat datang untuk menyambut dan menghormati tamu. Biasanya disajikan pada acara pesta perkawinan, syukuran, serta pada acara-acara tradisional lainnya. 

Share This:    Facebook  Twitter

Asal-usul Gandrung Banyuwangi - Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran yang sudah tersusun dalam bentuk buku ini, perlu anda ketahui untuk mengenal Banyuwangi lebih awal. Buku ini dikeluarkan oleh pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi (Banyuwangi Regency Culture & Tourism Service) secara terbatas dan tidak diperjualbelikan.

Asal-usul Gandrung Banyuwangi


Dalam setiap prosesi upacara di Istana Majapahit sering dipentaskan suatu bentuk tarian istana, yang dikenal dengan istilah "Juru Angin", yaitu seorang wanita menari sambil menyanyi dengan begitu menarik. Penari tersebut diikuti Oleh seorang "Buyut", yaitu seorang pria tua berfungsi sebagai punokawan penari Juru Angin tersebut.

Bentuk tarian inilah, yang mungkin sebagai prototype suatu bentuk kesenian, yang sekarang dikenal dengan "Gandrung".

Hal ini dapat diasumsikan dari bentuk penampilan penari Gandrung yang selalu diikuti Oleh seorang pemain Kluncing atau lebih dikenal sebagai Pengudang.

Pengudang ini selalu memberikan lawakan-lawakan terkait tarian yang dibawakan oleh penari Gandrung.

Pada zaman kehidupan kerajaan-kerajaan, daerah sangat jauh dari pusat kerajaan, sehingga perkembangan seni budayanya mengikuti pola seni budaya pusat. Dalam masa perkembanganya sampai tahun 1890, di daerah Blambangan berkembang bentuk kesenian Gandrung, yang penarinya terdiri dari anak laki-laki berumur antara 7 sampai 16 tahun. Mereka berperan sebagai penari Gandrung dengan berpakaian wanita.

Pementasan seni gandrung laki-laki pada masa itu dilakukan dengan jalan keliling desa-desa, kemudian penari tersebut mendapatkan inatura. Gamelan pengiringnya terdiri dari gendang, kethuk, biola, gong dan kluncing. Penari gandrung laki-laki hanya mampu bertahan sampai 40 tahun. Namun, ada juga yang tetap memilih jadi penari Gandrung sampai akhir hayatnya.


Pelaksanaan pementasannya dilakukan pada malam hari, terutama pada bulan purnama di halaman terbuka. Penari Gandrung pria di tampilkan empat orang penari sekaligus menari secara bersama-sama. Pemilihan partner penarinya dilakukan dengan melemparkan ujung sampur kepada penonton yang mengelilinginya. Biasanya diawali dari bagian barat, timur, selatan, dan kemudian utara.

Pada perkembangan terakhir, penari Gandrung dibawakan oleh seorang wanita. Penari Gandrung wanita pertama juga penari Seblang bernama Semi, putri seorang penduduk Cungking bernama Mak Midah. Penduduk Desa Cungking sampai tahun 1850 masih beragama Ciwa.

Di desa yang sekarang berubah nama menjadi Kelurahan Bakungan inilah, sampai sekarang masih berkembang kesenian Seblang. Urutan penampilan biasanya diawali dengan tari jejer, baru kemudian disusul tari penari Gandrung. Biasanya diatur menurut datangnya tamu dalam arena tersebut.

Dalam mengatur urutan tersebut biasanya penari Gandrung dibantu oleh seorang gedong atau biasa disebut pramugari.

Pada akhirnya pertunjukkan ditutup dengan tari Seblang subuh, yang syair gendingnya mengandung petuah-petuah bagi para penonton. 

Share This:    Facebook  Twitter

Kesenian Tradisional Gandrung - Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran yang sudah tersusun dalam bentuk buku ini, perlu anda ketahui untuk mengenal Banyuwangi lebih awal. Buku ini dikeluarkan oleh pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi (Banyuwangi Regency Culture & Tourism Service) secara terbatas dan tidak diperjualbelikan.

Kesenian Tradisional Gandrung


Pemerintah Kabupaten Banyuwangi memberi kan perhatian khusus terhadap kesenian gandrung. Hal itu bertujuan untuk mendorong tumbuhnya semangat serta memiliki daerah dengan segala kebudayaannya, sehingga pada gilirannya nanti akan mampu meningkatkan pembangunan di bidang kepariwisataan. Oleh karena itu, Gandrung ditetapkan sebagai simbol pariwisata Banyuwangi yang dituangkan dalam surat keputusan Bupati Banyuwangi Nomor 173 Tahun 2002.

Kata Gandrung berasal dari bahasa jawa yang berarti"Cinta" atau "Pesona". Hal ini berhubungan dengan terpesonanya masyarakat Banyuwangi kepada Dewi Sri, yaitu Dewi Padi yang membawa kesejahteraan kepada masyarakat Banyuwangi yang sebagian besar adalah agraris.

Sebagai rasa syukur atas panen yang melimpah, maka diadakanlah pertunjukan yang dinamakan Gandrung, karena gandrungnya terhadap Dewi Sri.


Pementasan gandrung biasanya dilaksanakan pada malam hari, mulai pukul 21.00 - 04.00 pagi hari. Namun pada masa kini, tari jejer gandrung ditampilkan pada siang hari dan setiap saat. Tujuan utamanya adalah untuk menghormati para tamu.

Share This:    Facebook  Twitter

Adat & Tradisi (Kesenian) - Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran yang sudah tersusun dalam bentuk buku ini, perlu anda ketahui untuk mengenal Banyuwangi lebih awal. Buku ini dikeluarkan oleh pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi (Banyuwangi Regency Culture & Tourism Service) secara terbatas dan tidak diperjualbelikan.

Adat & Tradisi (Kesenian)

Kehidupan kesenian di Banyuwangi yang dapat diamati dan dinikmati sampai sekarang merupakan rangkaian jalur kehidupan seni budaya sejak berabad-abad lalu, baik pada masa kejayaan Majapahit maupun masa sebelumnya.

Di Sisi lain kehidupan kesenian di Banyuwangi sesuai karakteristik seni sebagai getaran kalbu serta keselarasan antara perasaan dan pikiran berupa ciptaan, indah, dan murni.

Kesenian merupakan sesuatu yang hidup selaras dan senapas dengan kehidupan manusia, sehingga akan menghasilkan suatu bentuk pencerminan ciptaan keindahan bagi manusia itu sendiri.

Bertitik tolak dari konsep ini, dalam kenyataanya kehidupan kesenian di Banyuwangi dapat di kelompokan menjadi tiga golongan, yaitu :

  • Bentuk kesenian yang masih mampu menampilkan ciri-ciri lamanya secara dominan.
  • Bentuk kesenian yang lebih dominan diwarnai oleh cita rasa dan kreativitas pelakunya.
  • Bentuk kesenian yang semata-mata merupakan adopsi dari berbagai bentuk karya seni di luarnya. 

Bagaimana pun adanya, berbagai bentuk karya seni tersebut telah memberikan warna budaya bagi Banyuwangi, sehingga membedakan Banyuwangi dengan daerah lain. 


Share This:    Facebook  Twitter

04 Juli 2022

Legenda Asal Usul Nama Banyuwangi - Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran yang sudah tersusun dalam bentuk buku ini, perlu anda ketahui untuk mengenal Banyuwangi lebih awal. Buku ini dikeluarkan oleh pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi (Banyuwangi Regency Culture & Tourism Service) secara terbatas dan tidak diperjualbelikan.


Legenda Asal Usul Nama Banyuwangi

Konon, dahulu kala wilayah ujung timur Pulau Jawa, yang alamnya begitu indah ini dipimpin oleh seorang raja bernama Prabu Sulahkromo. Dalam menjalankan pemerintahannya, sang raja dibantu seorang patih yang gagah berani, arif dan tampan bernama Patih Sidopekso. Istri Patih Sidopekso yang bernama Sri Tanjung sangat elok parasnya dan lembut tutur katanya. Sehingga membuat raja tergila-gila kepadanya. Agar tercapainya hasrat sang raja untuk membujuk dan merayu Sri Tanjung, dengan akal liciknya sang raja memerintahkan Patih Sidopekso untuk menjalankan tugas yang tidak mungkin bisa dicapai oleh manusia biasa. Dengan tegas dan gagah berani, tanpa curiga, sang patih berangkat untuk menjalankan titah raja. Sepeninggal Patih Sidopekso, Prabu Sulahkromo berusaha merayu, bahkan memfitnah Sidopekso, dengan segala tipu dayanya. Namun cinta sang raja hanya bertepuk sebelah tangan, karena Sri Tanjung tetap setia sebagai istri yang selalu berdoa untuk suaminya. Hati sang raja pun membara dibakar api cemburu dan murka, setelah cintanya ditolak oleh Sri Tanjung.

Setelah kembali dari misi tugasnya, Patih Sidopekso langsung menghadap raja. Akal busuk sang raja muncul, dia memfitnah istri Patih Sidopekso dengan menceritakan bahwa sepeninggal patih saat menjalankan titah raja, Sri Tanjung mendatangi dan merayu, lalu berselingkuh dengan raja.

Rupanya, Patih Sidopekso terpengaruh cerita sang raja. Sang patih langsung menemui Sri Tanjung dengan penuh kemarahan dan tuduhan yang tidak beralasan. Pengakuan Sri Tanjung yang jujur tak menggoyahkan hati Patih Sidopekso yang terlanjur panas terbakar rasa amarah. Bahkan sang patih yang tak mampu membendung emosinya mengancam akan membunuh istri setianya itu.

Sri Tanjung diseret ke tepi sungai yang keruh dan kumuh. Namun sebelum Patih Sidopekso membunuh Sri Tanjung, ada permintaan terakhir dan istrinya sebagai bukti kejujuran kesucian dan kesetiaannya. Sri Tanjung rela dibunuh, tetapi dia minta jasadnya diceburkan ke dalam sungai keruh itu. Apabila darahnya membuat air sungai berbau busuk berarti dirinya telah melanggar kesetiaan. Tetapi, jika air sungai berbau harum berarti dia tidak bersalah. 

Share This:    Facebook  Twitter

Sejarah Banyuwangi - Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran yang sudah tersusun dalam bentuk buku ini, perlu anda ketahui untuk mengenal Banyuwangi lebih awal. Buku ini dikeluarkan oleh pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi (Banyuwangi Regency Culture & Tourism Service) secara terbatas dan tidak diperjualbelikan.


Sejarah Banyuwangi

Berdasarkan data-data sejarah Blambangan, tanggal 18 Desember 1771 merupakan peristiwa paling bersejarah yang ditetapkan sebagai Hari Jadi Banyuwangi. Saat itu, terjadi peristiwa puncak perang Puputan Bayu.

Sebenarnya ada peristiwa lain yang mendahuluinya, yang juga heroik-patriotik, yaitu peristiwa penyerangan para pejuang Blambangan di bawah pimpinan Pangeran Puger (Putra Wong Agung Wilis) ke Benteng VOC di Banyualit pada tahun 1768. Namun sayang, peristiwa tersebut tidak tercatat secara lengkap tanggal terjadinya. Selain itu, dalam penyerangan tersebut kubu pejuang Blambangan kalah total, sedangkan pihak musuh nyaris tidak menderita kerugian apapun. Pada peristiwa ini Pangeran Puger gugur, sedangkan Wong Agung Wilis terluka dan ditangkap, setelah dihancurkannya Lateng. Kemudian, beliau dibuang ke Pulau Banda. 

Berdasarkan data sejarah, nama Banyuwangi tidak terlepas dengan Kerajaan Blambangan. Sejak zaman Pangeran Tawang Alun (1655-1691) dan Pangeran Danuningrat (1736-1763), bahkan sampaj ketika Blambangan berada di bawah perlindungan Bali (1763-1767), VOC belum pernah tertarik untuk memasuki dan mengelola Blambangan. Nah, pada tahun 1743, Jawa bagian timur (termasuk Blambangan) diserahkan oleh Pakubuwono II kepada VOC. Saat itu, VOC sudah merasa Blambangan menjadi miliknya. Namun, untuk sementara masih dibiarkan sebagai barang simpanan, dan baru akan dikelola sewaktu-waktu ketika sudah diperlukan. Bahkan ketika Danuningrat meminta bantuan VOC untuk melepaskan diri dari Bali, VOC masih belum tertarik untuk melihat Blambangan, yang pada waktu itu disebut Tirtaganda, Tirtaarum atau Tuyoarum. 

Kala itu, VOC langsung bergerak untuk segera merebut Banyuwangi dan mengamankan seluruh Blambangan. Secara umum, dalam peperangan yang terjadi selama 5 tahun, pada tahun 1767-1772 itu, VOC memang berusaha untuk merebut seluruh Blambangan. Namun secara khusus, sebenarnya VOC terdorong untuk segera merebut Banyuwangi, yang waktu itu mulai berkembang menjadi pusat perdagangan di Blambangan, yang telah dikuasai Inggris. 

Jadi, sudah jelas bahwa lahirnya sebuah tempat, yang kemudian terkenal dengan nama Banyuwangi, telah menjadi kasus jual-beli terjadinya peperangan dahsyat, perang Puputan Bayu. Kalau saja Inggris tidak bercokol di Banyuwangi pada tahun 1766, mungkin VOC tidak akan buru-buru melakukan ekspansi ke Blambangan pada tahun 1767. Dan karena peristiwa itu, puncak perang Puputan Bayu terjadi pada tanggal 18 Desember 1771. Dengan demikian terdapat hubungan erat antara perang Puputan Bayu dengan lahirnya sebuah tempat bernama Banyuwangi. Dengan kata lain, perang Puputan Bayu merupakan bagian dari proses lahirnya Banyuwangi. Jadi, penetapan tanggal 18 Desember 1771 sebagai Hari Jadi Banyuwangi didasarkan kepada fakta-fakta sejarah tersebut.

Share This:    Facebook  Twitter

Bagaimana Mencapai Banyuwangi - Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran yang sudah tersusun dalam bentuk buku ini, perlu anda ketahui untuk mengenal Banyuwangi lebih awal. Buku ini dikeluarkan oleh pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi (Banyuwangi Regency Culture & Tourism Service) secara terbatas dan tidak diperjualbelikan.


Bagaimana Mencapai Banyuwangi

Untuk mencapai Banyuwangi, ada dua jalur utama yang bisa ditempuh. Jalur pertama dari Surabaya, sedangkan jalur kedua dari Bali. Dari Surabaya pengunjung dapat mencapai Banyuwangi dengan dua alternatif jalur darat, yaitu jalur utara dan selatan. Pengunjung dapat memanfaatkan transportasi seperti kereta api, bus, taxi, dan moda transportasi lain, dengan jurusan Banyuwangi. Jarak Surabaya-Banyuwangi sekitar 300 km dan bisa ditempuh dalam waktu 5-6 jam dengan bus atau kereta api. Jika ingin menghemat waktu, maka bisa memilih jalur transportasi udara melalui Bandara Juanda, Surabaya menuju Bandara Blimbingsari, Banyuwangi. Waktu tempuhnya sangat singkat yakni hanya 45 menit 

JALUR UTARA 

Dari Surabaya lewat Probolinggo - Situbondo Jika naik bus umum dari Surabaya, pengunjung akan melalui rute Probolinggo - Situbondo Banyuwangi turun di terminal Tanjung Wangi sekitar 8 km sebelah utara kota. Perjalanan menuju kota akan melintasi Stasiun Kereta Api Banyuwangi Baru, Pelabuhan Tanjung Wangi dan terminal Blambangan (dalam kota). 

JALUR SELATAN 

Dari Surabaya lewat Probolinggo - Lumajang - Jernber - Banyuwangi. Pengunjung yang mengendarai bus umum akan melewati beberapa terminal dan tempat perhentian yang menghubungkan tempat-tempat wisata di Kabupaten Banyuwangi. Diantaranya depan stasiun kereta api Kalibaru, terminal Genteng, terminal Jajag dan terminal Brawijaya (terminal sebelah selatan Kota Banyuwangi). Sedangkan pengunjung yang menumpang kereta api akan menemui beberapa stasiun antara lain Stasiun Kalibaru Setail, Temuguruh, Rogojampi, Karangasem, dan Stasiun Banyuwangi Baru. Ada juga beberapa stasiun kecil lainnya.

Pengunjung dari Bali dapat mencapai Banyuwangi dengan menggunakan kendaraan seperti bus, taxi, mobil travel dan angkutan darat lainnya, dengan jurusan Pelabuhan Gilimanuk, Bali. Selanjutnya, pengunjung menyeberang menuju Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi. Di pelabuhan Ketapang, pengunjung bisa mendapatkan informasi lengkap tentang pariwisata Banyuwangi di Tourist Information Center (TIC) Office.

Nah, dari Pelabuhan Ketapang, pengunjung bisa naik taxi, mobil angkutan kota atau kendaraan umum lainnya menuju Kota Banyuwangi atau tempat-tempat pariwisata di Kabupaten Banyuwangi. 

Banyuwangi merupakan kota kecil yang damai dan tenang. Wilayah pesisir lebih panas dibanding dengan darat di siang hari. Hotel, motel, rumah makan, dan restoran tersebar di seluruh wilayah Banyuwangi. Para guide (pemandu wisata) siap mengantar para pengunjung untuk berpetualang ke tempat-tempat yang menantang, seperti hutan belantara yang ada di kawasan taman nasional, bersantai di tempat-tempat wisata, serta berbelanja suvenir. 

Share This:    Facebook  Twitter

03 Juli 2022

Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran Banyuwangi Dalam Tulisan "VISITOR's GUIDE Book Banyuwangi East Java - Indonesia"

Lembaran yang sudah tersusun dalam bentuk buku ini, perlu anda ketahui untuk mengenal Banyuwangi lebih awal. Buku ini dikeluarkan oleh pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi (Banyuwangi Regency Culture & Tourism Service) secara terbatas dan tidak diperjualbelikan.


Banyuwangi Selayang Pandang

Banyuwangi adalah kabupaten yang berada di ujung paling timur provinsi Jawa Timur. Disebelah utara, Banyuwangi berbatasan dengan kabupaten Situbondo. Sedangkan disebelah timur berbatasan dengan selat Bali dan sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Hindia. Untuk sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Jember & Bondowoso yang di pisahkan oleh alam yang cantik & menawan. Secara geografis, Banyu wangi terletak pada koordinat 7'45'15'-80 43'2' Bujur Tmur. Posisi tersebut membuat Banyuwangi memiliki keragaman pemandangan alam, Kekayaan seni dan budaya, serta adat tradisi.

Panorama alam yang indah dan mempesona membentang dari wilayah utara sampai selatan, serta wilayah barat sampai timur. Hamparan gunung, hutan dan pantai memberi corak berbeda pada masing-masing wilayah. Di sebelah utara terdapat Kawah Ijen, yang memiliki keindahan kawah danaunya yang tiada duanya di dunia. Penambang belerang tradisional yang naik-turun kawah, serta bukit Gunung Merapi dan perkebunan yang melingkupi lereng gunung. Di sebelah selatan disuguhkan keajaiban Taman Nasional Alas Purwo dengan pantai Plengkung yang berombak tinggi, hutan yang masih perawan dan satwa liar yang habitatnya sudah langka. Tak kalah menarik, terdapat Taman Nasional Meru Betiri yang di dalamnya hidup binatang langka seperti harimau Jawa dan penyu.

Tempat-tempat tersebut merupakan sentral Wilayah Pengembangan Pariwisata (WPP), yang disebut dengan "Segitiga Berlian", yang menghubungkan tempat pariwisata satu dengan lainnya di Banyuwangi.

Banyuwangi juga memiliki keanekaraga man seni dan budaya, serta adat tradisi. Salah satu kesenian khas Banyuwangi adalah Gandrung, yaitu tarian khas untuk menyambut para tamu. Tarian ini telah dijadikan maskot pariwisata Banyuwangi. Ada juga tari Seblang, Kuntulan, Damar Wulan, Barong, Angklung, Kendang kempul, jaranan dan kesenian daerah khas lainnya.

Tak ketinggalan adat tradisi yang dilaksanakan setiap tahun. Seperti tradisi petik laut, metik (padi dan kopi), Rebo wekasan, kebo-keboan, ruwatan, tumplek punjen, gredoan, endog-endogan dan tradisi lainnya. Adat tradisi tersebut ditampilkan setiap tahun dan dikemas dalam Calender of Events.

Kerajinan daerah dan makanan khas yang merupakan hasil dari home industry bisa ditemukan di seluruh wilayah Banyuwangi. Beberapa produk dan tempat yang menarik untuk dikunjungi adalah kerajinan batik tulis di Kelurahan Temenggungan, Kecamatan Banyuwangi dan Desa Tampo, Kecamatan Cluring. Ada juga kerajinan anyaman bambu di Desa Gintangan, Kecamatan Rogojampi dan Kecamatan Kalipuro serta kerajinan unik lainnya.

Beragam suku berdiam di Banyuwangi. Ada suku using yang merupakan suku asli Banyuwangi dan memiliki bahasa sendiri. Namun suku Jawa merupakan mayoritas penduduk yang tinggal di Banyuwangi. Secara berdampingan suku Madura, Bali dan Banjar jga hidup secara harmonis di Kabupaten Banyuwangi.

Keanekaragaman pemandangan alam, kekayaan seni dan budaya serta adat tradisi Banyuwangi itu merupakan mahkota yang harus dipelihara dan ditunjukan kepada dunia luar. Dengan begitu, potensi itu dapat bermanfaat baik untuk masyarakat maupun pemerintah dalam meningkatkan pendapatan asli daerah.

Kekayaan tersebut menjadi modal pembangunan terutama bidang pariwisata yang harus diangkat ke kancah pariwisata nasional maupun internasional.

Share This:    Facebook  Twitter

02 Juli 2022

Semua Tambah Cuan Berkat Internet Murah

Semua Tambah Cuan Berkat Internet Murah

Internet dijaman sekarang ini sudah bisa dikatakan berubah menjadi kebutuhan pokok yang harus ada atau dipenuhi setiap hari. Apalagi sejak pandemi melanda, hampir semua orang memerlukan peran internet sebagai sarana komunikasi dengan orang lain baik itu untuk kebutuhan silaturahmi maupun perdagangan jual beli.

gambar mempunyai hak milik dari MyRepublic

Dulu internet hanya bisa dinikmati oleh orang-orang yang hidup di perkotaan besar dan sulit berkembang di pelosok-pelosok negeri ini. Oleh karena keterbatasan akses internet, maka pertukaran informasi menjadi terhambat dan sangat lama untuk sampai di pelosok.

Maka saat ini pemerintah & para perusahaan penyedia internet dipaksa untuk menyediakan jaringan internet terbaik yang bisa mencakup seluruh wilayah negeri ini untuk memenuhi kebutuhan akan internet di setiap warganya.

Pandemi menjadikan proses penyediaan jaringan internet menjadi lebih cepat di negeri ini. Bagaimana kita merasakan internet di tahun-tahun sebelum pendemi yang notabene kecepatannya cukup lemot dan biayanya cukup mahal. Belum lagi untuk mendapatkan akses tersebut kita harus pergi menuju kota untuk mencari warnet. Jika pun membeli paket internet dari salah satu operator seluler, biayanya mahal dan terbatas kuota. Belum lagi terganggu sinyal yang timbul menghilang.

Beda dengan saat ini, karena kebutuhan internet yang mendesak. Maka banyak bermunculan para penyedia jasa internet baru yang menawarkan #paketinternetterbaik & #paketinternetmurah dengan paket internet rumah maupun paket internet seluler dengan harga terbaik dan berbagai fasilitas.

Dengan jaringan internet yang meluas ini, sekarang pertukaran informasi tidak menjadi hambatan dan bisa dirasakan sampai pelosok negeri ini. Bahkan orang di kebun pun bisa menikmati internet melalui ponselnya dengan jaringan yang stabil.

Dengan adanya internet ini, anda tidak hanya bisa memanfaatkan untuk mencari hiburan belaka, tapi anda bisa memanfaatkan untuk mencari berbagai keuntungan yang bisa menambah uang anda. Seperti beberapa teman saya yang sudah lakukan. Untuk mendapatkan uang tambahan dari internet, anda bisa melakukan apa yang sudah beberapa teman saya lakukan seperti :

  1. Menjual produk barang anda sendiri secara online. Cobalah untuk menjual produk anda melalui media online. Anda bisa menggunakan aplikasi jual/beli online yang sudah banyak di internet. Atau kalau kesulitan, anda bisa menjualnya melalui akun media sosial anda. Dengan berjualan online, maka anda akan mendapatkan pembeli baru dari pada anda menjual dengan cara lama yang pembelinya hanya lokal di daerah anda.
  2. Menjadi reseler. Jika anda tidak punya produk barang sendiri, mulailah menjadi reseler yang menjualkan barang-barang milik orang lain. Menjadi reseler mempunyai keuntungan yaitu tidak mengeluarkan modal besar. Anda bisa memanfaatkan ponsel anda dan internet.
  3. Menjadi afiliator. Mulailah menjadi afiliator dari perusahaan-perusahaan yang sudah terkenal dengan membagikan sebuah kode referal yang anda dapat melalui link yang sudah disediakan.
  4. Berburu uang Kripto. Mulailah bergabung dengan komunitas pemburu uang kripto yang banyak bertebaran di internet. Banyak perusahaan besar yang mengeluarkan uang kripto untuk dibagi-bagi kepada para pengikutnya. Sekalipun uang kripto yang dibagikan dalam jumlah kecil, tapi dengan beberapa perusahaan yang dikumpulkan akan cukup menghasilkan cuan uang tambahan.
  5. Menjadi blogger ataupun konten kreator. Untuk menjadi blogger, mulailah dengan menulis kecintaan-kecintaan anda pada sesuatu. Menjadi blogger harus telaten dan sabar. Untuk menjadi konten kreator video, mulailah merekam video sesuatu yang menurut anda menarik. Mulai dari kecintaan anda menekuni sesuatu, mulailah juga belajar membuat video yang menarik. Degan berbekal internet, anda sudah bisa menemukan banyak tutorial & artikel-artikel yang membahas cara membuat video yang menarik.

Dari beberapa hal yang teman saya sudah lakukan, berdaganglah yang cukup sukses menghasilkan uang tambahan dari internet. Dengan banyaknya aplikasi penyedia jual/beli yang menawarkan berbagai menu dan fasilitas, berdagang menjadi lebih mudah dan cukup minim resiko.

Dengan berbekal perangkat komputer ataupun ponsel android yang sudah terhubung internet dengan baik, anda sudah bisa melakukan perdagangan dengan jangkauan yang lebih luas. Karena sistem pembayaranya-pun mudah dan aman serta bisa di bayar melalui mana saja antar bank mana saja seperti atm yang berlogo jaringan prima dengan #jaringanprima yang menyebar ke seluruh indonesia.

Kunci untuk mendapatkan uang tambahan dari internet ini adalah “Telaten & Mulailah Memulai”.

Berbekal internet murah dari para penyedia jasa internet, anda sudah bisa mencari uang tambahan dari internet. Tidak mudah memang, maka segeralah memulai dan telateni besaran yang anda dapat dari internet. Dari pada anda tidak mencobanya dan tidak mendapatkan apa-apa, setidaknya dengan memulai anda bisa mendapatkan tambahan walau kecil.

Tetap berhati-hatilah menjadi pengguna internet dan selalu pilih internet yang aman.


Share This:    Facebook  Twitter