View project Read more
Mancal ning Gilimanuk Bali
16-17 Nopember 2019
Gilimanuk Bali

Hari Ke-2
Yah, alhamdulillah akhirnya pagi pun tiba setelah semalam bermalam di Glimanuk. Kami bermalam di sebuah gasebo yang berada di dalam tempat tersebut. Kami ditemani oleh beberapa ekor anjing yang baik. Ada 3 ekor anjing yang baik, ia tidur berjarak beberapa meter dari gasebo kami dan kami merasa terjaga olehnya. Tapi sesaat kemudian datanglah beberapa anjing lain yang cukup mengganggu tidur kami. Beberapa di antaranya cukup mengganggu dengan gonggonganya. Sehingga kami tidak bisa tidur nyenyak. Setiap kali ada yang menggonggong, kami terbangun. Begitu seterusnya hampir ia setiap beberapa menit ia menggonggong. Sehingga kami tidak cukup waktu untuk istirahat tidur. Secara umum kondisi disini sangatlah aman apalagi di Bali memang terkenal aman. Jadi kami bisa tidur/istirahat dimanapun dengan baik dan merasa aman.

Pagi telah datang, kami putuskan untuk berjalan mengelilingi area di teluk Gilimanuk sambil menikmati matahari terbit yang indah.


Gilimanuk Bali


Wisata Gilimanuk Bali


Nah ini dia teman kami semalam. Yang 3 warna hitam sangat baik, tapi untuk yang warna campuran coklat cukup mengganggu dengan nyanyiannya semalam. Tapi mereka semua baik.

Setelah dirasa cukup melakukan perenggangan otot dan merapikan kembali barang bawaan. Kami memutuskan untuk menjelajahi di sekitaran Gilimanuk. Kami mulai memulai menyusuri dipinggiran pantai teluk Gilimanuk ke arah objek wisata Karang Sewu.


Indomie
Setelah melakukan penjelejahan sebentar kami putuskan untuk berhenti dan membuat sarapan untuk kami bertiga. Yanto & Yoyok sedang membuat sarapan untuk kami. Sembari kami menunggu sarapan matang, kami juga menikmati pemandangan yang indah disini.
Gilimanuk Bali


Setelah sarapan selesai, kami memutuskan melanjutkan perjalanan denagn tujuan "Monumen Operasi Lintas Laut Jawa Bali" yang berada di arah Kota Denpasar. Tapi sebelum itu, kami putuskan untuk berbelok kearah Singaraja untuk mengambil beberapa foto dengan salah satu ikon Bali yaitu "Burung Jalak Bali".






Monumen Operasi Lintas Laut Gilimanuk Bali

Monumen Operasi Lintas Laut Gilimanuk Bali



Monumen Operasi Lintas Laut Gilimanuk Bali

MONUMEN OPERASI LINTAS LAUT JAWA BALI

Monumen Operasi Lintas Laut Gilimanuk Bali




















Monumen Operasi Lintas Laut Gilimanuk Bali




Kembali Ke Rumah
Ya, waktu sudah memasuki siang dan kami harus kembali ke rumah untuk pulang. Sebenarnya masih banyak tempat yang harus kami kunjungi disini, tapi mungkin lain waktu. Kami segera menuju pelabuhan penyeberangan kembali untuk menuju Banyuwangi.
Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk Bali



Kami menaiki kapal ferry dan menyeberang untuk beberapa saat. Angin & Ombak laut yang bersahabat membuat kami sangat menikmati penyeberangan ini.


Akhirnya kami sampailah di pelabuhan ketapang dan terus melanjutkan perjalanan pulang. Di Kota Banyuwangi kami putuskan untuk mengisi energi dengan semangkuk "Rujak Soto". Kami mencari penjual rujak dan menemukannya di daerah kelurahan Tukang Kayu yang berada dijalan Kolonel Sugiono Kecamatan Banyuwangi. Untuk harga 1 porsi rujak soto adalah sebesar Rp. 15.000,-
Warung rujak soto Bu Lilik Banyuwangi


Rujak Soto Banyuwangi

Rujak Soto
Makanan khas Banyuwangi perpaduan antara Rujak Sayur/Lontong dengan Soto Babat. Rasanya sudah pasti sangat nikmat dan pedas ada lauk pelengkap (toping) krupuk. Untuk tingkat kepedasan tergantung selera dan pesanan. Anda juga boleh pesan yang tanpa cabai. Tapi alangkah sempurnanya anda yang tidak suka pedas sama sekali, boleh mencoba dengan pesan 1 cabai saja, seperti yang Yoyok lakukan.

Rujak Sayur/Lontong : Terdiri dari bahan utama Lontong(nasi), Sayuran & Tahu/Tempe yang di iris kecil dan disiram dengan bumbu (Kacang tanah, Petis, Cabai, Garam & Gula Jawa (Merah) dengan toping krupuk. Untuk Rujak Lontong.Sayur khas Banyuwangi biasanya ada tambahan bahan pada bumbu yaitu pisang kluthuk yang masih mentah.
Soto : untuk soto terdiri dari babat dan kuah.

Pulang
Setelah menikmati seporsi rujak soto, kami melanjutkan perjalanan pulang menuju tujuan terakhir saya yaitu kota Jajag. Di Rogojampi kami putuskan untuk berpisah dengan Yanto. Karena Yanto harus berjalan lurus menuju arah Bomo. Sedangkan saya dan Yoyok memutuskan lewat ke arah barat lewat Singojuruh, Gambor & Genteng.
Setelah sampai di pertigaan Pekulo, saya berpisah dengan Yoyok. Karena Yoyok sudah dekat dengan rumahnya arah Srono. Sedangkan saya harus melanjutkan kembali menuju arah desa Canga'an Genteng dan melanjutkan arah Kota Jajag.


0 comments
Mancal ning Gilimanuk Bali
16-17 Nopember 2019

Gilimanuk dengan Banyuwangi itu sebenarnya dekat, hanya terpisahkan selat bali.
Ibaratnya "etan kali ambi kulon kali".

Agenda kali ini adalah bersepeda ke Gilimanuk Bali yang dimulai dengan hari ke-1 & sampai hari ke-2. Kali ini agak beda bersepedanya, yang biasanya bersepeda dengan ditemani oleh Yanto & Yoyok. Tapi untuk perjalanan ini ya tetap ditemani oleh mereka berdua.
😂

Hari ke-1
Hari pertama kami berangkat sore dari tempat kami bekerja. Kami ijin pulang 1 jam lebih awal dari jam kerja biasanya. Kami berangkat pukul 15:35 wib dari Jajag ketempat tujuan. tapi sebelum itu kami harus berhenti di Srono untuk bertemu dengan Yoyok. Kami putuskan untuk menunggu di salah satu minimarket yang berada di Srono sembari membeli kebutuhan stok air minum. Cukup lama kami disini menunggunya, hampir sekitar 30 menitan lebih. Ya, karena Yoyok juga baru selesai bekerja.
Sembari menunggu Yoyok yang cukup lama, kami sempatkan juga menikmati Jagung rebus bersama Yanto yang telah kami beli dari pedagang keliling disekitaran minimarket tersebut dengan harga 5 ribu dapat 3 buah.

Ya akhirnya setelah menunggu beberapa menit, ia muncul juga. Setelah saling bersapa, akmi langsung melanjutkan perjalanan menuju tempat tujuan Gilimanuk Bali.

Jagung Rebus (Rp. 5000,- /3 buah
Suasana Malam Kota Banyuwangi

gowes nite ride
Lampu Merah Sukowidi
Alfamart Pelabuhan Ketapang Banyuwangi
Minimarket Depang Pelabuhan Ketapang
Dari minimarket (Indomaret, Srono) satu ke minimarket yang lain (Alfamart, Ketapang) akhirnya kami sampai di pelabuhan Ketapang untuk kemudian menyeberang.

Loket Tiket Pelabuhan Ketapang Banyuwangi
Loket Tiket Penyeberangan Ketapang Gilimanuk
Harga tiket untuk pengendara sepeda adalah sebesar Rp. 7500,- Siapkan kartu Identitas & Uang elektronik.
Saya & Yoyok berfoto di pintu loket penyeberangan pelabuhan

Menikmati Nasi Bungkus
Saya putuskan untuk menikamati nasi bungkus di dalam pelabuhan sebelum melanjutkan penyeberangan. Nasi bungkus dengan lauk ayam suwir + krupuk seharga Rp. 7000,- terasa sangat nikmat dengan latar belakang laut selat bali serta kapal ferry.


Suasana di dalam kapal dengan hiburan musik dangdut. Dimana ada musik dangdut disitu ada keceriaan. hahahah.. Spesial lagu "Welas Hang Ring Kene".
Dermaga Teluk Gilimanuk

Akhirnya sampai juga di tempat tujuan "Teluk Gilimanuk", lokasinya yang dekat dengan pelabuhan Gilimanuk Bali. Tepatnya di dekat Taman Siwa pintu keluar Pelabuhan Gilimanuk. Di belakang Terminal. Disini ada tempat rest area untuk beristirahat. Hari pertama selesai dan kami putuskan untuk menikmati malam disini dengan bercanda sambil istirahat.
Menikmati kehangatan dari secangkir "wedang jahe + bawang putih" yang kami buat sendiri untuk menjaga kehangatan badan & kesehatan


0 comments
Selalu Ada Jalan Panjang Untuk Pulang


Biasanya orang kebanyakan memilih jalan pulang dengan jaraknya yang dekat dan bisa cepat sampai rumah, namun kali ini tidak untuk saya. Kebiasaan ketempat kerja dengan naik sepeda membuat suasana hati jadi lebih menyenangkan. Apalagi ketika pulang pas sore hari, suasana yang tepat untuk bersepeda & berolahraga. Terbiasa dengan rutin bersepeda, kadang juga merasa bosan dengan jalur yang sama tiap harinnya. Jadi sering kali ketika pulang saya mencari jalur yang lebih panjang dan menghindari jalur padat kendaraan. Sore ini saya memutuskan untuk lewat jalur sejauh 10 km dengan titik kantor (Jajag) menuju Cluring, Desa Cemetuk, Desa Bulusari & finish rumah.

Didaerah Cluring tepatnya Trembelang saya memutuskan untuk lewat jalur tepian saluran pengairan yang dikelola oleh pemerintah Banyuwangi. Suasana persawahan dan matahari sore memang bisa mengurangi rasa penat sehabis bekerja. Cobalah buktikan, heheheh...
Apalagi kalau di sore begini, ada bonus orang mandi. hahahhaha

Jembatan saluran air yang ada di sekitaran pengairan trembelang cluring, masih bisa dilalui oleh pejalan kaki ataupun pesepeda tanpa beban banyak. Tidak bisa untuk motor ataupun mobil.
Tampak Kubah Masjid Baitur Rosyidin - Cluring yang berwarna emas dan persawahan yang ditanami padi.
Tampak salah satu Cottage (Garden Cottage Hotel) yang berada di daerah desa Cemetuk,

OK, sekian cerita perjalanan pulang hari ini yang tidak cukup menarik dari saya. Tetap bersepeda dan jangan bosan bersepeda. Salam Putaran Pedal.

#banyuwangi #pepeanwangi #pedal #b2w
0 comments