View project Read more
28 April 2019
Mancal Ning Rowo Bayu
Pertapaan Prabu Tawang Alun Macan Putih Rowo Bayu
Dimulai dengan semangat yang kurang & didukung oleh rasa malas yang berkelanjutan. Pagi yang mendung dan malam sebelumnya yang hujan cukup menciutkan rencana bersepeda hari ini. Bangun tidur yang sedikit lewat dari jadwal dan panggilan suara subuh toa/speaker masjid yang tak terhiraukan.

Yup, setelah mengadu pilihan antara berangkat tidak berangkat tidak, akhirnya diputuskan untuk berangkat. Karena ada sebuah teman di belahan kecamatan sana yang juga sudah siap bertemu dititik yang sudah kami tentukan sebelumnya. Kami bertemu di Singojuruh untuk melanjutkan dengan tujuan Rowo Bayu, Songgon.

Taman Gendoh

Yup, akhirnya saya berangkat dengan tanpa persiapan membawa kebutuhan seperti biasanya yaitu air & biskuit. Dalam perjalanan saya niatkan untuk berhenti disebuah minimarket yang ada di depan Taman Gendoh untuk membeli kebutuhan air & biskuit. Namun apa daya, minimarket belum buka karena masih pagi. Ah... apesnya.

Saya putuskan untuk melanjutkan perjalanan dengan tujuan ke arah titik pertemuan (Singojuruh). Untungnya suasana masih pagi dan tidak begitu panas. Jadi cukup aman untuk menghindari dehidrasi.

Warung Seblang Singojuruh

Akhirnya setelah beberapa kilo meter, kami bertemu dan langsung saya meminta sedikit air pada teman saya. Setelah berada didepan warung Seblang, saya berniat berhenti untuk membeli air di minimarketnya. Ahh...... lagi-lagi saya kurang beruntung, minimarketnya masih tutup dan hanya mengambil beberapa foto di depan warung tersebut.

Kami meneruskan perjalanan ke Rowo Bayu. Perjalanan menuju Rowo Bayu kami putuskan melalui jalur desa Padang ke Bedewang & terus Songgon.

Bedewang

Jalan cukup menanjak dan hanya ada beberapa kilo yang rata dengan kondisi cukup rusak dibeberapa titik. Kami beberapa kali berhenti untuk mengistirahatkan badan dan mengumpulkan energi. Selang beberapa waktu, tak terasa kami sampai di sekitar pasar Impres Songgon.  

Yanto, sedang mengistirahatkan badanya ditepi jalan Bedewang dengan pemandangan yang asri dan udara yang masih segar.


Setelah beristirahat yang cukup dan kembali kuat, kami melanjutkan menuju Rowo Bayu dengan jalan yang menanjak. Semakin menanjak, semakin banyak air minum yang kami habiskan untuk menuju lokasi Rowo Bayu.

Rowo Bayu adalah sebuah kolam rawa yang di area ini ada tempat petilasan dari pertapaan Prabu Tawang Alun Macan Putih. Rowo Bayu terletak di desa Bayu kecamatan Songgon. Rowo Bayu selain menjadi tempat tujuan jiarah umat Hindu, juga dibuka untuk umum sebagai tempat wana wisata. Lokasinya yang sejuk dengan banyak pepohonan serta perkebunan pinus yang menjulang tinggi.

Monumen Perang Puputan Bayu 1771

Monumen Peringatan Perang Puputan Bayu (Tetenger Perang Puputan Bayu) 18 Desember 1771.

Dari monumen ini jalan makin menanjak dan kami banyak mendorong sepeda. Yanto mendorong sepedanya sampai jauh.
Desa Bayu Songgon
 Alhamdulillah saya masih diberi energi ekstra untuk tetap mengayuh pedal.
Desa Songgon Banyuwangi

Selalu ada banyak alasan untuk tidak terlihat lemah. Haha...
Di tanjakan kami bertemu 3 wanita petani yang habis pulang dari sawah.
Pada saat mengambil foto posisi duduk, Yanto mencoba menahan rasa sakit pada kakinya. Lihat wajahnya yang sedikit mengerang kesakitan.
Wisata Rowo Bayu Songgon Banyuwangi
 1 km lagi.
Ah... tujuan yang sempurna untuk didatangi. Alamnya yang indah, segar, sejuk memberikan kedamaian yang sebenarnya.

Situs pertapaan Prabu Tawang Alun rowo bayu
Lokasi "Pertapaan Prabu Tawang Alun" untuk bisa masuk dan jiarah/berdo'a didalamnya anda harus meminta ijin kepada penjaganya (juru kunci).
Rowo Bayu Bukan Desa KKN Sang Penari

Lokasi kolam rawa yang asri dikelilingi oleh pepohohan dan berbagai macam tumbuhuan semak.
Rowo Bayu Bukan Desa KKN Sang Penari

Perjalanan Selanjutnya :  Rowo Bayu ning GGC (Green Gumuk Candi)
13 April 2019
Pura Anta Boga ning Air Terjun Watu Gedek

Setelah menunggu hujan dan akhirnya reda, kami melanjutkan perjalanan menuju air terjun Watu Gedek di dusun Parastembok desa Jambewangi. Berjarak ±5 km dari Anta Boga, kami melewati jalan di tengah perkebunan pinus (Persil) dengan kondisi basah dan licin. Suasana yang sudah mulai redup karena sore dan mendung membuat keadaan menjadi nikmat dan syahdu.

Yup, tak banyak yang bisa kami lakukan di sepanjang jalan ini selain terus mengayuh pedal. Karena kami harus sampai di lokasi tujuan sebelum gelap/malam. Ini merupakan tempat tujuan terakhir dari perjalanan kami sebelum pulang.

Memasak mie instan dengan bahan bakar kayu. Tapi sangat sulit membakar kayu basah karena habis terkena air hujan. Tapi tak menyurutkan semangat kami untuk terus membuatnya menyala. Haha.... Mereka berdua sangat senang sekali menikmati suasana seperti ini.
Menikmati mie instan panas dan kopi di alam terbuka adalah penutup yang sempurna untuk perjalanan yang penuh semangat ini.

Perjalanan Sebelumnya : Air Terjun Legomoro ning Anta Boga
0 comments
13 April 2019
Air Terjun Legomoro ning Pura Anta Boga

Perjalanan selanjutnya adalah Pura Anta Boga yang berjarak ±5 km dari lokasi air terjun Legomoro. Setelah keluar sedikit dari perkebunan hutan pinus yang berada di area air terjun Legomoro. Kami melewati jalan beraspal yang beberapa bagian ada kerusakan.

Cuaca cukup panas karena matahari berada di atas kepala sekitar jam 12 siang. Perjalanan cukup mudah sebelum masuk hutan kembali dengan jalan bebatuan.
Udara dan hawanya langsung sejuk ketika mendekati Anta Boga. Anta boga adalah tempat wisata religi yang berada di bawah kawasan kaki gunung Raung. Sehingga hawa dingin dan sejuk sangat terasa di tempat ini.
Tempatnya yang berhawa dingin, asri dan terjaga membuat tanah disini berlumut. Sehinga menambah kesan yang adem(dingin) sejauh mata memandang.
Yanto & Yoyok sedang mengambil beberapa foto untuk dibagikan.
Anta Boga merupakan tempat wisata religi karena dulu pernah menjadi petilasan Prabu Tawang Alun Macan Putih pada masa kerajaan nusantara terutama Jawa. Disini terdapat 5 tempat ibadah sekaligus mulai dari Hindu, Budha, Kristen, Katolik & Islam.
Patung Dewi Kwan im
Musholla / Langgar
Tempat sembahyangan Umat Hindu
Patung Ratu Laut Selatan
Patung Bunda Maria
Selang beberapa waktu, cuaca disini mendung dan turun hujan dengan lebat. dan kami berlari keluar dan menuju warung untuk berteduh.

Sungguh nikmat bisa menikmati hujan di tengah hutan. Menambah kedamaian dan ketenangan. Malas rasanya untuk bergerak kembali.

Yanto & Yoyok sedang menunggu hujan reda. Tidak ada yang bisa banyak kami lakukan selain menunggu hujan reda dan menikmati secangkir kopi hangat sampai habis. Sesekali kami bercanda (guyon) untuk menghibur satu sama lain.



Perjalanan Sebelumnya : Glenmore ning Air Terjun Legomoro
Perjalanan Selanjutnya : Anta Boga ning Air Terjun Watu Gedek
1 comments
13 April 2019
Glenmore ning Air Terjun Legomoro

Setelah mengambil beberapa foto di area PT. Glenmore, kami meneruskan perjalanan menuju air terjun Legomoro yang berjarak ± 6 km. Pemandangan pohon karet disepanjang jalan dan udara yang segar dengan beberapa pemukiman penduduk di area perkebunan tersebut.
 Ayo semangat......!!! Yanto & Yoyok mendorong sepedanya dikarenakan jalan menanjak.
Sesekali kami mendorong, karena selain menghemat tenaga juga disebabkan jalan menanjak dengan kondisi bebatuan.
Sebuah petunjuk arah yang menggemberikan, karena dari sini lokasi air terjun Legomoro sudah cukup dekat.
Ye...... kami berhasil mencapai tujuan air terjun Legomoro. Kayuhan kami terbayarkan dengan keindahan alam air terjun Legomoro yang asri.
wisata air terjun legomoro glenmore
Pemandangan yang indah
Tampak air terjun kecil yang berada di bawah aliran air terjun Legomoro

Ah... mendelok (melihat) pemandangan seperti ini dan menghirup udaranya yang segar menjadi kami malas bergerak kembali. Disini kami memutuskan untuk beristirahat cukup lama sebelum melanjutkan perjalanan menuju Anta Boga.
Yanto & Yoyok tertidur disebuah gubuk dekat air terjun karena kelelahan sebelum akhirnya mereka mencoba mandi di air terjun Legomoro.
Kami mencoba menikmati kesegaran airnya dengan mandi dan sedikit berenang.

Perjalanan Sebelumnya : Genteng ning Glenmore
Perjalanan Selanjutnya : Air Terjun Legomoro ning Pura Anta Boga

0 comments
13 April 2019
Mancal ning Glenmore

Ini perjalanan yang menyenangkan dan tidak sendirian. Perjalanan kali ini ditemani oleh 2 teman pesepeda (Yoyok & Yanto). Mereka semua sangat bersemangat terutama si Yanto. Ini adalah pengalaman yang melelahkan baginya.

Ia seorang yang jarang bersepeda, bahkan hampir tidak bersepeda. Kali ini mendapatkan kesempatan bersepeda mtb bersama saya dan Yoyok. Kalau Yoyok tidak perlu dikhawatirkan, ia seorang pesepeda yang rutin. Ia tergabung dalam komunitas FBC Srono (Fun Bike Community Srono).

Kali ini mereka berdua harus mengikuti tipe pesepeda petouring seperti saya. *Walau touring antar desa saja. He.....
Yup, tipe petouring adalah pesepeda yang berangkat sampai pulang kembali tetap mengayuh pedal. Tidak seperti para pesepeda MTB yang sedang mengikuti sebuah acara. Dimana harus "loading" atau diangkut terlebih dahulu menuju lokasi start dan dijemput dilokasi finish.

Oke... Yanto dan saya berangkat bersama dari rumah saya dan Yoyok berangkat dari rumahnya Srono dan bertemu dititik kota Genteng.
Setelah bertemu, mereka berdua mengawalinya dengan sarapan nasi pecel yang berada di seputaran kota Genteng. Saya sendiri tidak ikut sarapan bersama mereka, karena sudah sarapan terlebih dahulu ketika habis subuh.

RTH Glenmore - Air Terjun Legomoro

Setelah sarapan kami mulai bergerak bersama menuju arah kota Glenmore dengan tujuan RTH Glenmore. Kami berhenti sebentar dan sedikit mengambil foto bersama.

Oke, setelah itu kita lanjut menuju Air Terjun Legomoro. Tapi sebelum sampai di air terjun Legomoro, kami memutuskan untuk mampir di area PT. Glenmore dan seperti biasa kami mengambil sedikit foto sembari mengatur nafas.
Glenmore

Disini terdapat perkebunan kakao dan karet yang cukup luas. Terdapat beberapa pemukiman penduduk dengan suasana yang asri nan indah khas perkebunan.

Dikarenakan saya yang lebih tahu area dan arah jalan, maka secara tidak langsung mereka mengakui bahwa saya sebagai "Leader". Haha....
Sebagai leader yang baik dan cukup menguasai data, maka sesekali saya bohongi mereka tentang jarak yang harus ditempuh. Sekalipun lokasi tujuan masih jauh, tetap saya bilang "dekat, tinggal sedikit lagi semangat" Haha...
Glenmore

Perjalanan ini cukup melelahkan, selain menempuh jarak yang cukup panjang juga dipengaruhi oleh cuaca yang cukup panas. Sesekali kami bercanda dan saling mengejek satu sama lain untuk tujuan mengurangi rasa lelah.

Banyak semangat yang luar biasa dari mereka berdua untuk tetap mengayuh pedal sampai tujuan.

Perjalanan Selanjutnya : Glenmore ning Air Terjun Legomoro
03 April 2019
Mancal Ning Air Terjun Watu Gedek Jambewangi

Kemarin, telah bertepatan dengan hari peringatan istimewa bagi umat muslim yaitu hari peringatan Isra' Mi'raj. Peristiwa ini adalah peristiwa yang bahkan umat islam sendiri terkagum-kagum. Peristiwa ini menceritakan bahwa Nabi kita Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan dari Mekkah menuju langit hanya dengan semalam. Dari peristiwa ini Nabi Muhammad SAW beserta umatnya akhirnya mendapatkan perintah sholat.

Dikarenakan bertepatan tanggal memerah dan berkesempatan dapat libur kerja. Diputuskan untuk gowes ke suatu tempat yang dulu pernah saya kunjungi untuk bertamasya bersama teman-teman. Tempat itu adalah "Air Terjun Watu Gedek" yang berada di desa Jambewangi kecamatan Sempu.

Setelah melakukan persiapan satu hari sebelumnya. Datanglah pagi Subuh yang indah untuk melakukan awal perjalanan yang menyenangkan.
Sampailah di titik kantor desa Jambewangi yang dekat dengan stasiun Setail. Jarak antara kantor desa dengan stasiun adalah sekitar ± 1 KM. Saya sembapatkan berhenti sejenak untuk mengatur nafas dan mengistirahatkan badan.
alam banyuwangi
Setelah beristirahat di depan titik, langsung melanjutkan ke arah tujuan dengan jalur beraspal yang rusak menanjak di beberapa bagian titik. Tampak kegagahan gunung Raung yang kelihatan biru nan indah dengan kondisi jalan yang cukup menanjak. Tapi masih sanggup untuk tetap mengayuh pedal.
Barulah ketika sudah mendekati lokasi air terjun Watu Gedek, jalan mulai cukup terjal dan bebatuan yang dengan terpaksa harus mendorong sepeda. Bukankah mendorong itu tidak termasuk perbuatan yang mendosakan. Hahahha
Tampak beberapa semak dan rumput tidak tumbuh teratur yang dikarenakan tempat ini sudah setahun tidak terurus dengan baik. Baca : Wisata Air Terjun Watu Gedek Tidak Terurus.
Tampak beberapa fasilitas rusak dan terkesan menakutkan.

air terjun banyuwangi
Selain dikembangkan untuk tempat wisata, aliran air terjun Watu Gedek juga dimanfaatkan untuk kebutuhan air bersih bagi warga didaerah tersebut. Airnya jelas jernih dan segar karena masih alami khas alam pegunungan. Sayangnya tidak menyempatkan untuk mandi.
sepeda camping
Menikmati secangkir kopi hitam tanpa gula yang diseduh tanpa perlu air panas. Dengan air biasa sudah bisa langsung larut dan tercampur. Menikmati udara yang segar dengan duduk di hamok.

sepeda federal

snack bar zee
Makanan ringan sebagai energi pendukung yang bisa dinikmati sambil tetap mengayuh pedal. Mumpung merk ini lagi ada promo beli 3 gratis 1.



Santri Pondok Pesantren Njepit - Wadung
Ada cerita menarik ketika bertemu ketiga anak santri seperti mereka. Walaupun masih anak-anak, mereka begitu antusias untuk melemparkan beberapa pertanyaan yang berbobot. Dari kata-kata yang keluar dari mereka, penuh keilmuan & penuh nada tata krama yang baik. Yang berbaju merah asli riau & yg baju putih hitam merupakan kakak beradik yang berasal dari Banyuwangi (Klatak).
Terima kasih atas petuah-petuahnya ya anak-anak. Kalian telah memberikan ilmu yang bermanfaat. Semangat selalu untuk memungut ilmu-ilmu yang bermanfaat dari pondok pesantren. Jadilah Santri yang baik & cintai alam ini.
sport tracker
Endomondo Sport Tracker
Untuk sinyal telekomunikasi yang saya gunakan (Indosat & XL) setelah sampai pada titik terakhir (pintu masuk hutan) cukup sulit, sering timbul menghilang.
Video !
yo wes ngono ae ceritane, ora penting tho ceritone.
3D !
Kalau melihat video 3D diatas, betapa kecilnya kita dengan luasnya hamparan bumi yang ada. Terus apa yang mau kita sombongkan. Kita hanyalah bagaikan titik kecil disebuah lembaran kertas yang luas.


#cyclingtravel #banyuwangi #nusantara #indonesia #mtbfederal #mtbfederalindonesia
www.andiuswawondous.web.id